Lihat ke Halaman Asli

Karomah Abah Otong, Part II

Diperbarui: 15 November 2022   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Abah H.Hasan asli dari kp,Bulakan, menjabat lurah,memiliki kebun luas berhektar2, mempunysi 5 putra, semuanya dipesantrenkan, sayang tak ada yang menjadi kyai.

Suatu hari, Abah Hasan membeli 7 ekor kerbau, istrinya bertanya untuk apa kerbau ini banyak amat, Abah Hasan menjawab untuk kubagikan kepada para kiai, akan kupinta do'a mereka agar diantara keturunanku ada yang menjadi kiai.

Ketika membagi kerbau itu ke 7 ulama khos, salah satu kiai ada yang bilang begini "san, ngke geh aya dina anak incu anjen nu jadi kiai" Alhamdulillah.. suatu hari,  ibu enong dagang kain ke kp, Bulakan dan melihat wanita baik budi yang sudah menjadi janda beranak satu, terjadi dialog apakah ia mau menikah dengan adiknya? tentu setelah abah Hasan melihat calon menantunya adalah seorang santri yang pandai mengaji, seketika itu diadakanlah akad nikah anaknya.

###

Sebagaimana para santri lain yang juga menghormati abah kh.otong, begitulah Nurdin, setelah keluar dari Ciandur dan mendirikan pesantren di Saketi, Nurdin kerap bertemu gurunya, dalam beberapa acara seperti ngariung, tahlilan dan mensolati jenazah.

Setiap kali bertemu dengan abah Kh.Otong, Nurdin sering menyelipkan amplop yang disisipkan saat brsalaman dgn abah haji Otong, rasa kecintaan dan penghormatanny yang besar menimbulkan simpati di hati abah h. Otong, ketika petang hari mereka bertemu di emperan mesjid dan h.otong bertanya, "din, kumaha pasantrena, santrina seeur?

"Alhamdulillah bah, tos aya 50 mah, nyuhunkn doana wae bah"

"Muhun ku abah di doakn, abah mah heran ka sorangan, tiap kali katimu jng abah mun salaman sok ngamplop bae, mun sapoe panggih 3 kali, kumanehmah ngamplop 3 kali, riripuhan amat, aya naon kitu din?"

Tanya Abah Otong penasaran. Dgn tersenyum Nurdin menjawab "Abdi hoyong seeur pakaya bah"

Mendengar jawbn singkat dari santrinya, Abah Otong tertawa dan menepuk-nepuk pundak Nurdin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline