Lihat ke Halaman Asli

Puisi |Hujan

Diperbarui: 5 April 2019   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto sumber tribun lampung tribunnews.com

Aku tergelayut di angkasa
Rantingku rintik dari proses kondensasi
memacu di ozon tebal
Lalu mencair membingkai Presipitasi
*****
Aku bisa jadi membeku
Mencipta es dan salju
Aku bisa menukiki udara jenuh
Berputar di petala udara
Digerayangi petir membadai
Disoraki kencangnya angin
Merambat di uap mencair
lalu menari di permukaan bumi
Menderai dicucupi cacing
*****
Bila bosan menjeda
kurekah air menaploki tanah
Bila ku menghujam sedih
Kuringkusi kristalisasi bulir-bulir air
Lalu membingkai embun pagi
Memeluk seluruh daun dibumi
*****
Tidak,,! aku malu bila muncul di gurun
Sebab musuhku panasnya mentari
Yang merampasi hawa tropis
Mencubiti arwahku yang dingin
*****
Aku anugerah yang menjalar
Mereproduksi ekosistem
Dari suhu cuaca ke iklim sabana
Lalu dibangkitkan listrik hidroelektrik
Atau memupuki ladang irigasi
*****
Lukislah aku dari radar dan satelit
Kau kan tau keseimbangan langit
Dari pengelompokan planet bumi
Melumati iklim dari keringat matahari
Bila kau tidak mengenalku
Aku kan membanjirimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline