Lihat ke Halaman Asli

Ramadan Hari Pertama

Diperbarui: 14 Maret 2024   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Eramuslim.com

Hujan mengiringi malam menjelang sahur. Rintiknya terbawa angin, hingga menjadi deras. Hawanya sejuk.  Dipengeras suara bacaan murottal Al-Quran bersahutan. Inilah Ramadan.

Kopi yang telah terseduh mengiringi pula peminumnya yang sedang dalam percakapan  teks kitabullah. Menjernihkan pikiran, menuai harapan pasti. Dituliskan beberapa kata-kata dari ide yang muncul setelah satu ayat demi ayat dibacanya.

Ada sembilan belas catatan ide yang tertulis, yang kesebelas adalah ilmu Allah itu luas, maka bergurulah kepada-Nya. Mengingat peristiwa ketika Allah sebagai Sang Guru yang mengajarkan Adam semua nama-nama benda, lalu diuji, dan dipresentasikan kepada Malaikat.

Malam masih gelap dan bunyi hujan mereda. Ramadan ini adalah bulan kelahiran, ia diperjumpakan kembali dari tiada kepada ada. Bulan penjeda; antara jarak, dekap dan makna.

Terang lampu menyala cahaya dalam perbincangan episode zaman. Lembar demi lembar terbaca. Ia lihat catatan kesepuluh: kesempurnaan orang berakal itu adalah ketika dia beriman.

ASA/14/3/2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline