Ramadhan secara bahasa berasal dari kata Romado-yarmudu-Romadhon. Artinya membakar atau sesuatu yang panas. Konon dahulu di jazirah Arab, di bulan Romadhon sangat panas cuacanya ketika bulan Ramadhan tiba. Dikaitkan dengan keadaan Bulan Romadhon, artinya membakar. Ya, romado artinya membakar. Membakar semua dosa dan kesalahan manusia. Sehingga segala sesuatu yang melekat dalam jiwa manusia berupa kotoran dibakar habis. Sehingga dosa dan kesalahan luluh-lantak, hangus dan habis dimakan api.
Dihimpun dari berbagai pendapat yang masyhur, bahwa bulan yang diyakini suci oleh umat Islam ini, mampu melebur semua dosa-dosa yang ada pada diri manusia yang mengisi bulan tersebut dengan ketaatan dan ibadah penunjang lainnya.
Sejatinya manusia bergembira dengan adanya bulan suci ini. Betapa tidak, semua fasilitas yang Tuhan berikan kepada umat manusia begitu dahsyatnya. Ada banyak amalan yang jika dilaksanakan berlipat-lipat pahalanya. Menjadi istimewa, karena puasa ini, pahalanya hak prerogatif Alloh saja yang tahu balasannya. Alloh berfirman :"..Aku yang akan membalas pahala puasa umatnya. Begitu bunyi sebuah hadits. Jika ibadah lain, dimotivasi dengan berbagai macam pahala yang disebutkan, misalnya sholat.
Jika dilakukan berjam'ah ia akan bernilai 27 derajat pahala bagi seorang mukmin yang melaksanakannya. jika sendirian maka pahalanya satu. Begitu pula zakat, ibadah haji, dan ibadah mahdloh atau ghoer mahdloh lainnya, cenderung ada keterangan kelipatan pahala yang diterangkan oleh al-Qur'an itu sendiri, maupun oleh hadits nabi. Tidak demikian halnya dengan puasa: : ..Anaa ajzi..bii." khsusu puasa aku yang akan membalasnya kelak dikemudian hari.
Sungguh sesuatu yang luar biasa, Alloh swt. hendak memberikan" door prize" bagi hambanya, jika ia melaksanakan puasanya dengan iimanan-whatisaaban. Dan satu hal lagi. Di bulan ini Alloh swt memberikan fasilitas istimewa berupa Lailatul qodar. Malam yang nialainya lebih baik dai seribu bulan. Kerahiman dan kemurahan Alloh swt yang diberikan kepada umat-Nya, untuk berlomba dalam kebaikan dan taqwa. Sesuai dengan tujuanpuasa itu sendiri, yang kepada ketakwaan hamba-Nya kepada sang Maha Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H