Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Guru Seperti Bunglon

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi Guru Yang Pandai Menyesuaikan Diri Dengan Kebutuhan Siswa

Dua puluh lima tahun yang lalu di era orde baru saya dididik oleh LPTK untuk menjadi guru yang pada saat itu berorientasi bahwa guru harus memiliki segala sesuatu yang diperlukan oleh siswa, karena saat itu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi bagi siswa selain buku. Pada saat itu seorang calon guru dididik untuk mampu menjadi orang yang dapat menentukan materi yang tepat berdasarkan GBPP (garis-garis besar program pengajaran) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, guru harus mampu memberikan dan mengembangkan informasi tersebut kepada siswa, dan siswa tidak dapat berpaling dari guru karena memang pada saat itu sumber belajar masih terbatas. Oleh sebab itu keberhasilan atau kualitas pembelajaran akan sangat tergantung pada kemampuan guru dalam memberikan informasi atau materi, dan siswa sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh guru.

Sekarang setelah hampir dua puluh tahun mengajar, lambat laun saya merasakan perubahan, saat ini saya tidak dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan saat kuliah. Benturan antara era revolusi industri sewaktu saya belajar dengan revolusi informasi setelah saya mengajar sangat terasa, saat ini siswa yang saya didik tidak lagi tergantung pada guru untuk mendapat informasi, bahkan mereka terlalu berlebihan dalam mendapat informasi, dan informasinya pun sangat beragam dari informasi yang mendukung sampai informasi yang justru dapat menghambat.

Kenyataan itu saya sadari dan harus saya sikapi kalau saya tidak ingin menjadi guru yang tergerus jaman, saya sudah tidak bisa menerapkan ilmu yang saya dapatkan dulu, saya harus ikut dengan dunia mereka (siswa), saya harus berlapang dada bahkan harusnya gembira bahwa tugas sebagai sumber informasi sudah berkurang. Namun kondisi tersebut justru menuntut agar saya dapat mencari ilmu pedagogis yang sesuai dengan kondisi sekarang. Saya harus belajar.... belajar... dan terus belajar, belajar bukan untuk agar saya jadi pintar, tetapi belajar agar siswa kita mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Saya harus mampu.

Inspirasi dari DIO oleh P4TK Matematika 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline