Lihat ke Halaman Asli

Asep Totoh Widjaya

Keep Smile and Change Your Life

Pahlawan Zaman Now?

Diperbarui: 12 Agustus 2020   05:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memperingati hari pahlawan, kita bisa menakar nilai dan jati diri pahlawan yang memiliki makna pengabdian, pengorbanan, kebersamaan, keberanian, kerja keras dan sungguh-sungguh, mengerti kepentingan orang banyak bukan hanya kepentingan pribadi serta motivasi berprestasi. Tentunya berbeda masa atau waktu ketika pahlawan perjuangan yang mengusir penjajah dengan pahlawan yang dibutuhkan saat ini. 

Dalam laman Wikipedia kata "Pahlawan" berasal dari kata sansekerta pahala (kebaikan) dan wan ("orang"). Yang berarti orang yang darinya menghasilkan sebuah buah (pahala) yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama. Atau bisa juga diartikan orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani.

 "Guru, Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan, disaat kami tak mendengarkanmu, engkau tak pernah mengeluh dan menyerah untuk mendidik kami, darimu kami mengenal banyak hal, tentang mana warna yang indah, tentang garis yang harus dilukis juga tentang kata yang harus dibaca, engkau membuat hidup kami berarti." Rasa yang tak bisa diungkapkan akan penggalan puisi indah yang disadur mengingat akan sosok yang berjasa dinegeri ini. Guru adalah Pahlawan tanpa tanda jasa, entah sampai kapan gelar itu melekat diberikan kepada bapak dan ibu guru di Indonesia.

Sebuah keniscayaan layaknya seorang pejuang perang, semangat para guru yang terus membara memajukan pendidikan lewatkertas dan ruang kelas, begitu mulia bahkan hingga titik darah penghabisan walau harus rela ada yang dibayar upahnya dibawah upah yang layak. 

Memang tidak dipungkiri bahwa profesi guru sekarang itu banyak diminati, sejak digulirkannya Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2005 profesi guru seperti primadona banyak dicari di kalangan masyarakat, bisa jadi karena tidak lain dikarenakan guru jaman sekarang dari segi penghasilan pemerintah lebih memperhatikan dengan diadakannya sertifikasi bagi guru. Sertifikasi yang idealnya untuk mensejahterakan guru dan meningkatkan kinerja bagi guru bersangkutan.

Pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang kompleks dan tidak mudah seiring dengan perubahan besar dan cepat pada lingkungan sekolah yang didorong oleh kemajuan ilmu dan teknologi, perubahan demograsi, globalisasi dan lingkungan (Mulford, 2008). Kompetensi guru dengan kompetensi intinya tidak lagi sekedar guru yang mampu mengajar dengan baik melainkan guru yang mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan sekolah, dan juga mampu menjalin dan mengembangkan hubungan untuk peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya.

Guru jaman "Now", benar-benar guru yang profesional yang mampu menghadapi tantangan jaman. Untuk itu, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, serta kompetensi pedagogik seorang guru wajib dikembangkan sehingga mampu mendidik siswa yang memiliki kecakapan abad 21 yang fokus pada Karakter, Literasi dan Keterampilan 4C(Critical Thinking, Communication, Collaborative, Creative).

Di sisi lain, tugas-tugas guru yang bersifat profesional harus ditunjang oleh sistem penghargaan yang sesuai, sehingga guru mampu memfokuskan diri pada peningkatan kualitas layanan yang diberikan. Hal ini sejalan dengan kriteria pekerjaan profesional yang menyebutkan bahwa guru berhak mendapat imbalan yang layak, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk penghargaan, hormat, dan rasa segan masyarakat terhadap guru.

Tidak elok memang jika beberapa waktu belakangan ini kalau ada sebagian orang mengatakan jika guru memakan gaji buta, masa pandemi ini justru membawa hikmah bagi siapapun orangnya adalah guru. Orang tuapun jadi guru di rumahnya, dan guru pun ditengah kesibukannya kesibukannya dalam pembelajaran jarak jauh pun harus bisa membagi waktunya untuk keluarganya dan anak-anak didiknya.

Bukan hal mudah bagi seorang guru untuk melaksanakan tugas berat yang diembannya, setiap guru telah memiliki rancangan pembelajaran pada setiap materi yang akan diajarkannya. Kini, pandemi memaksa hal tersebut harus diubah dengan mengganti metode pembelajaran dan mengganti sistem belajar yang akan dilaksanakan serta materi yang harus tersampaikan. Sehingga tak jarang satu guru selalu mengganti metode pada setiap pertemuan, karena guru menginginkan metode yang mampu membuat setiap siswa paham dan mengerti apa yang disampaikan.

Guru tetap memiliki tanggung jawab untuk melakukan penilaian serta merekap absensi setiap siswa pada setiap pertemuan. Apalagi, dalam 4 bulan ini telah berlangsung  dengan aneka ragam masalah yang dihadapi pun tetaplah tugas seorang guru tak hanya memberikan tugas dan materi saja, melainkan harus memilih strategi agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan tidak melepaskan tanggung jawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline