Lihat ke Halaman Asli

Asep Hidayat

Universitas Al Azhar Indonesia

Mengenal Lebih Dekat Anak Berkebutuhan Khusus: Tunagrahita

Diperbarui: 29 Januari 2023   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai penerus generasi bangsa sudah seharusnya kita harus menyadari bahwa ada sebagian dari saudara kita yang mungkin tidak seberuntung kita yang tentunya mereka berbeda dari individu lainnya yang dipandang normal oleh masyarakat pada umumnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 mencatat jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia mencapai 1,6 juta Mereka mengalami keterbatasan fisik, intelektual, emsoi dan social. Mereka adalah bagian dari kita, yang harus kita rangkul dan diperlakukan sebagaimana mestinya.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa anak berkebutuhan khusus itu memiliki beragam jenis, dan salah satu jenisnya adalah berkebutuhan khusus Tunagrahita yang akan saya sampaikan dalam kesempatan ini. Istilah tunagrahita ini mungkin awam ditelinga kita, sama halnya seperti saya yang tidak mengenal istilah ini sebelum belajar dibangku kuliah tepatnya di mata kuliah Bimbingan Konseling Berkebutuhan Khusus. Tentunya dengan belajar mata kuliah tersebut membuat cara pandang saya lebih terbuka terhadap saudara kita yang mengalami kebutuhan khusus.

Saya dan teman-teman mahasiswa lainnya telah melakukan mini riset kepada masyarakat dari berbagai kalangan terhadap jenis berkebutuhan khusus tunagrahita dan hasil riset sebagian besar dari mereka ternyata masih belum mengetahui jenis berkebutuhan khusus tunagrahita.

Baik langsung saja kita bahas apa itu Individu Berkebutuhan Khusus Tunagrahita?

Individu Berkebutuhan Khusus Tunagrahita adalah Individu yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata yang terjadi pada saat masa perkembangan dan memiliki hambatan dalam penilaian adaptif. Secara harafiah kata tuna adalah merugi, sedangkan grahita adalah pikiran, dengan demikian ciri utama dari anak tunagrahita adalah lemah dalam berpikir atau bernalar. Kurangnya kemampuan belajar dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata (Mulyono Abdulrachman, 1994: 19).

Individu yang mengalami tunagrahita memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Adapun klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ.

Tunagrahita ringan (IQ: 51-70),

Tunagrahita sedang (IQ: 36-51),

Tunagrahita berat (IQ: 20-35),

Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).

Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, anak tunagrahita diberikan cara pelayanan pendidikan yang berbeda dengan anak normal dan harus disesuaikan dengan taraf kelainannya. Sebagai dari upaya tersebut pemerintah sudah menyediakan Pendidikan khusus bagi mereka-mereka yang mengalami disabilitas termasuk tunagrahita yang biasa disebut dengan sekolah SLB (Sekolah Luar Biasa).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline