Lihat ke Halaman Asli

Amiruddin Saddam

Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Budi Luhur

Demi Karier, Kewajiban Dilupakan

Diperbarui: 3 Oktober 2022   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini, kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, membuat semua orang berlomba-lomba untuk memenuhinya. Segala jenis pekerjaan pun akan dilakoni, Mulai dari bekerja diperusahaan ataupun di instansi-instansi diberbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya.

Sudah tidak asing lagi, bagi para pekerja untuk dapat meningkatkan karir mereka di tempat bekerja. Sebagai contoh para dosen, akan berusaha untuk bisa mendapatkan sertifikasi dosen ataupun pekerja seperti guru honorer, dokter, dan berbagai profesi lainnya yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjadi PNS.

Saat ini, kebanyakan dari kita, lebih mementingkan hak daripada kewajiban, khususnya dalam hal pekerjaan. Mirisnya adalah para pekerja yang bergerak dibidang-bidang yang penting seperti pendidikan dan juga kesehatan, masih menganggap hak adalah segalanya tanpa memikirkan kewajiban yang harus dilakukan.

1. Pendidikan

Banyak kita jumpai saat ini, ketika masa sertifikasi datang, semua pengajar baik pengajar sekolah dasar ataupun pengajar perguruan tinggi (dosen), lebih fokus untuk bisa mendapatkan sertifikasi daripada mementingkan peserta didik mereka. Padahal kewajiban seorang guru salah satunya adalah mendidik peserta didik untuk bisa menjadi lebih baik dalam bidang akademisi khususnya.

"Siapa yang salah ?" pertanyaan ini yang terbersit di benak kita.

Jawabannya adalah KITA. Karena kita terlalu fokus atas ego kita yaitu mendapatkan apa yang kita inginkan dari orang lain tanpa memikirkan apa yang harus kita berikan untuk orang lain. Hal ini perlu menjadi fokus bersama, karena jika kita masih berpikir hak adalah segalanya khususnya dibidang pendidikan, maka kepercayaan peserta didik dan juga orang tua terhadap lembaga pendidikan pun akan semakin berkurang. Akibatnya adalah banyak orang tua yang membiarkan anaknya untuk tidak sekolah atau jika orang tua mempunyai harta yang berlebih, maka mereka akan lebih percaya kepada guru private daripada sekolah.

2. Kesehatan

Tidak hanya dibidang pendidikan, dibidang kesehatan pun jika masa ujian penerimaan CPNS sudah mulai berjalan, para pekerja dibidang kesehatan, akan lebih fokus untuk mementingkan ujian tersebut daripada pasien mereka. Sudah bukan rahasia lagi jika pasien dibeberapa rumah sakit diabaikan atau dipersulit pelayanannya, apalagi pasien itu bertitel pasien "BP**". Mereka menganggap pasien yang mempunyai titel tersebut bukan merupakan pasien prioritas yang harus dilayani segera. 

Padahal para pekerja dibidang tersebut khususnya dokter sudah bersumpah untuk membaktikan hidup mereka untuk kepentingan perikemanusiaan. Tetapi lagi-lagi mereka lebih mementingkan hak daripada kewajiban mereka. Hal tersebut dapat berimbas besar kepada masyarakat, yang akhirnya masyarakat tidak percaya kepada lembaga kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan lain sebagainya.

Lagi-Lagi akan muncul pertanyaan,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline