Lihat ke Halaman Asli

Asa Irkhami

belum bekerja

Merundukan 3 Mata

Diperbarui: 6 Mei 2024   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibadahlah sesukamu tanpa mengganggu orang dan merendahkannya

Karena nilai akhir di tangan yang esa

mata merupakan permulaan,masuk dalam hati menilai orang


MERUNDUKAN 3 MATA


Gulita menyelimuti fajar

Derap kakimu beredar

Gemercik air terdengar

simpuh tunduk dalam langgar


Rutinitas religi menghiasi hari

Lelah letih untuk nutrisi bagi hati

Panjatkan doa untuk diri

Harapkan rida sang Rabbi


Ambisi jadi pondasi

Lirik mata tak terkondisi

Debaran hati pun tak terkendali

Maka lahir dengki hati


Bahtera sudahlah berlabuh

Luasnya samudra ditempuh

Lubang kecil ulah si Rayap

Buat lubang di tengah senyap


Bunga indah merekah mempesona

Terasa candu di dalam mata

Kalaulah semua ada serupa

Jelas itu semua fana


Mata melihat realita

Dinding tinggi menghalanginya

Telinga mendengar kata

Tapi tak sefakta realita


Sering kali kau menduga

Pada hal tampak di mata

Nilai ibadah hak Maha Kuasa

Manusia hina besar kepala


Mata memulai aksi

Hati pun bereaksi

Bersama telinga menemani

3 sumber penyakit hati


Alangkah indah dibenahi

Semua harus teratasi

Bak tebu manis dirasai

Baunya harum bagai Kasturi





Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline