Lihat ke Halaman Asli

Asa Rahmadi

Laki-laki

Beban Orangtua

Diperbarui: 21 Oktober 2020   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Halo, SELAMAT PAGI, tadinya pengen sambil teriak biar mirip opening seminar MLM yang mau prospek, tapi males deh, soalnya ini versi tulisan dan gak bakal kedengeran juga.

Artikel ini ditulis pada jam 1 pagi dan selesai sekitar jam 3 pagi.

Waktu sepagi ini emang paling cocok dah buat ngeluarin semua beban pikiran, apalagi yang sehari-hari udah jadi beban orang tua.

Bicara soal beban orang tua, suatu peran yang sedang aku geluti saat ini.

Sejujurnya aku masih penasaran apa yang dipikirkan dan dirasakan orang tua ketika melihat anaknya tiap malem nongkrong, bangun siang, golar-goler di kasur, malemnya nongkrong lagi.

Mungkin kedua orang tua akan saling cekcok "dulu udah dikasih tau, mending investasi emas daripada investasi ke anak, gedenya malah kayak gini kan"

Tapi tidak mungkin kan orang tua akan setega itu, eh tapi gak tau lagi, tiap orang tua punya prinsip masing-masing dalam mendidik anak.

Aku sendiri sebagai freshgraduate yang belum bosan menganggur, atau lebih tepatnya belum ada pekerjaan yang merasa cocok dengan aku, sudah berkali-kali mendapatkan semacam sindiran dari orang tua, terutama mama.

Apalagi saat tiduran di kasur karena memang tidak ada yang harus dikerjakan.

"molak-malik terus nang kasur koyok gedang goreng"

Kayak pisang goreng katanya, tau pisang goreng kan, pisang yang kulitnya dikupas terus digoreng, pake tepung sajiku biasanya, iya aku disamain kayak gitu sama mama, aku yakin pisang goreng akan protes jika mendengar ini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline