Lihat ke Halaman Asli

Asa Lukis

Pelajar

Gelap Kabut

Diperbarui: 19 Mei 2024   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala di mana gelap dan kabut menari-nari
'Tuk menutup bumi, menghalangi keindahan
Lentera-lentera tersesat, berjalan sendiri
Dan jalan keluar tak kunjung tertemukan

Apabila mereka bertemu, bisakah mereka bersatu?
Mencari jalan keluar bersama, melengkapi jiwa yang kurang
Apabila lentera individual tersebut berjalan beriringan,
Apakah kabut dapat menghilang dan gelap bersinar?

Jawaban yang menggiurkan, yang harus diraih dengan peluh
Darah yang tiap harinya bercucuran tak kunjung berhenti
Pengorbanan diperlukan tuk turun setiap detik dan menitnya
Tangisan dari bayi yang ditinggalkan ayahnya bergema di kepala

Mereka optimis bahwa pengorbanan tidak akan sia-sia
Suatu saat, kabut akan luntur perlahan-lahan
Dan ujung dari tanah gelap tanpa batas akan tercium
Kini lentera-lentera mereka t'lah mencapai tujuan

Namun apa biayanya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline