Lihat ke Halaman Asli

Hera Loebs

Happy Mommy Squad

Kegaduhan Politik yang Sudah Diskenariokan

Diperbarui: 31 Januari 2017   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

kegaduhan politik ini hanyalah setingan/ skenario sang sutradara negeri,dan rakyat hanya diBUTAKAN keadaan/termakan pemberitaan. kegaduhan politik hanyalah suatu kondisi seperti bermain RUBIK geser kanan geser kiri putar kanan putar kiri & akan diam ketika semua sdh di posisi.
kita hrs bermusuhan di depan rakyat,kita hrs gontok2kan di depan rakyat,kita harus berpura2 seolah Kontra ( aku mendengar bisik2 kalian *Politisi ). Tidak ada yg aneh dari mulai knapa 2 capres sj & tidak merasa termakan juga dengan gonjang2 politik yg ada,aku cuma miris dng Gontok2an aja. 7 jam sebelum ketua MK menyatakan keputusannya siapa yg memenangkan sengketa,sy sudah di sms oleh ( nya ) siapa yg akan menang ( dagelan ). kita belum bisa lepas dari pengaruh asing itu aja masalahnya.. dan hanya perang serta darah yg bisa membebaskannya ! pertanyaanya apakah mau?. perang bkn pilihan & di telikungpun juga bukan suatu kondisi yg nyaman,mungkin akan menjadi sejarah panjang kita akan jadi BANGSA yg Nrimo. lalu bagimana dng Gonjang-Ganjning ing dan kegaduhan ini baik di dunia nyata / maya?, semua sedang bermain Puzzle & rubik , nanti juga akan pd diam. Gontok2kan AGAMA-RAS-SUKU semua akan menuju kpd Politik .. semua bermuara kpd bagaimana cara berkuasa ( nyari makan )
ada yg sadar ada yg tdk sadar, ada yg tau ada yg tdk tau, ada yg paham ada yg tdk paham , dan diantaranya banyak yg memainkan KEPURA-PURAAN. Politik itu ibarat Film RAMBO vs Vietkong,rakyat menonton seolah2 mereka bunuh2an,tapi sesungguhnya mereka sedang berjalan didalam satu naskah yang sama

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline