nasip Tukang ojek saat PSBB Kota Palangkaraya

kebijakan social distanching hingga phisycal distancing sudah dilakukan oleh pemerintah kota palangka raya,guna meminimalisir penyebaran virus corona (covid19), karena dengan begitu virus corona atau covid19 yang disebut menyebar dengan cara menempel atau droplet (tetesan liur ) itu bisa dihambat. menggunakan masker disetiap aktifitas diluar rumah menjadi hal yang wajib hukumnya.

kini kota palangka raya memberlakukan PSBB pembatasan sosial bersekala besar sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona atau covid19. sebagaimana disebut, PSBB adalah kebijakan pemerintah republik indonesia untuk menyelamatkan/melindungi nyawa masyarakat indonesia agar tidak mati konyol ditengah pandemi penyebaran corona virus atau covid19 ini.  yang jelas tujuan utamanya adalah bagaimana bisa segera memutuskan mata rantai virus corona dan mengendalikan kembali aktifitas masyarakat bangsa dan negara seperti sedia kala.

namun apakah semua masyarakat kota palangka raya sudah siap dengan menerapak PSBB ini ? saya jamin itu tidak. buktinya masih banyak masyarakat yang mengeluh soal itu. keterbatasan ruang gerak bagi mreka seperti tukang ojek dan juga pedang keliling. bagi mreka PSBB ini Bukan hanya memutuskan rantai penyebaran covid19 tetapi juga memutus rantai makanan mreka.

dengan tidak diperbolehkan keluar masuk kota palangka raya, tidak diperkenankan membawa penumpang bagi pedagan keliling dan tukang ojek membuat rasa ketidakpastian mreka akan hidupnya semakin terlihat. beda halnya dengan PNS, Mereka mungkin masih bisa nyenyak tidurnya dimalam hari, selain punya tabungan mreka juga masih ada gajih setiap bulanya.

oleh krena itu harapan kami untuk pemerintah kota palangka raya perlu pikirkan kembali soal hal ini trutama bagi tukang ojek dan pedang keliling. soal patuh dan tidaknya dalam larangan PSBB itu menjadi hal kedua yang pertmana sejauh mana masyrakat bisa bertahan hidup untuk 14 harikedepan.