Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan sains yang akrab dengan julukannya mother of science. Istilah tersebut memang benar adanya jika melihat dari manfaat dan kegunaan matematika yang mencakup segala bidang keilmuan, baik ilmu umum bahkan hingga ilmu agama. Dalam praktiknya, matematika digunakan dalam segala ranah kehidupan masyarakat, mulai dari perhitungan sederhana contohnya dalam jual beli hingga perhitungan tingkat tinggi dalam ilmu astronomi dan lain sebagainya.
Karena sangat pentingnya matematika, tak heran jika matematika sudah diajarkan pada segala jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan pengenalan angka-angka dan perhitungan dasar juga sudah diajarkan pada pendidikan tingkat taman kanak-kanak. Pendapat Cornelus yang dikutip oleh Abdurrahman (1999) menyatakan beberapa alasan siswa perlu belajar matematika diantaranya, yaitu: 1) sarana untuk berpikir dengan logis dan jelas, 2) sarana dalam mengembangkan kekreatifitasan, 3) menyelesaikan masalah sehari-hari, 4) sarana dalam meningkatkan kesadaran berbudaya dan perkembangannya, 5) sarana dalam mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman.
Keberhasilan dalam pembelajaran matematika erat kaitannya dengan pengaruh faktor eksternal dan internal siswa. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi pembelajaran matematika yaitu minat siswa. Minat ialah aspek psikologis dalam diri seseorang yang melahirkan dan lahir dari daya tarik untuk memerhatikan sesuatu (Widyastuti, dkk., 2019).
Matematika menjadi pembelajaran wajib yang sangat diperhatikan seringkali menimbulkan kejenuhan dalam pengajarannya. Karakteristik matematika yang sistematis, logis, dan tidak tentu atau abstrak menjadikan matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang bersifat teori, banyak rumus dan lambang yang sulit serta membingungkan, dan pembelajaran matematika di sekolah yang kurang menyenangkan membentuk persepsi kurang positif terhadap siswa (Slameto, 2015). Oleh karena itu, tak jarang matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan bahkan dibenci.
Menurut Khairani (2017) minat memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan belajar, minat mendorong diri seseoarang untuk bersungguh-sungguh, mengikuti pelajaran dengan senang, dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pembelajaran dengan mudah. Sedangkan Sholehah (2018) mengungkapkan bahwa minat dapat menggerakan motivasi dalam diri individu untuk dapat fokus terhadap kegiatan atau suatu benda. Sehingga, untuk peserta didik pada suatu pembelajaran akan menjadikan siswa sungguh-sungguh dan gigih karena adanya daya tarik dalam belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat andil secara langsung dalam pembelajaran utamanya matematika. Dengan adanya minat dalam pembelajaran, siswa akan menunjukkan kegigihan, ketertarikan, dan bersungguh-sungguh dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, untuk mengetahui gambaran minat pembelajaran matematika pada siswa, dilakukan analisis minat pada siswa kelas VIII D SMP 16 Semarang.
Adapun indikator yang digunakan ialah "Menunjukkan kegigihan, keterkaitan, dan minat sungguh-sungguh dalam belajar dan melakukan pembelajaran matematika." Pengumpulan data dilakukan melalui angket yang diisi langsung oleh 16 siswa serta observasi kelas secara langsung oleh 4 observer.
Pernyataan terbagi atas tiga pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif sebagai berikut
1. Saya bersemangat dalam setiap pembelajaran matematika
2. Saya tetap belajar matematika walaupun tidak ada tugas
3. Saya merasa tertantang dalam mengerjakan soal matematika