Lihat ke Halaman Asli

Teater Pelajar

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Teater merupakan cermin kehidupan. Teater menjadi sebuah media yang telah dipergunakan oleh anak-anak manusia di seluruh dunia untuk mengungkapkan ‘kehidupannya’ untuk berbagi dengan yang lain. Dari route perjalanan dan proses berteater di masing-masing kelompok hingga pada muatan nilai yang disajikan, teater membawa sebuah pelajaran yang penting bagi hidup manusia; perjuangan, rasa kebersamaan dalam kerja, penghargaan pada nilai-nilai alam dan kehidupan, serta pengalaman hidup yang membangunkan.

Di setiap belahan dunia, anak-anak manusia mengekspresikan sebagian kehidupannya sementara yang lain mengapresiasinya. Pergeseran nilai yang sedemikian cepat dalam era global sekarang ini, yang apabila tidak secara arif disikapi, hanya akan melahirkan boomerang bagi manusia. Di dalam teater, pergeseran nilai akan disikapi dengan berbagai sudut pandang pengertian (misalnya melalui bedah naskah), sehingga kita akan membaca apa yang terjadi merupakan fenomena, wacana dan gejala yang menuntut kearifan kita menyikapinya.

Akan tetapi, betapapun dahsyatnya teater bukan merupakan solusi ‘cepat saji’ untuk memecahkan persoalan kehidupan. Bahkan sebetulnya, teater bukanlah merupakan produk ‘cepat saji’ itu sendiri. Ia menghadirkan ’tawaran’ nilai. Ia membawa ’kasus’. Teater, tidak lain merupakan kegiatan moral dan mental, bukan ’kata mati’ yang bisa berujud perintah dan doktrin. Melainkan hidup menurut proses yang dijalaninya. Dan inilah hal yang membawa kita untuk memikirkan dan merenungkan kembali, (akhinrnya) yang mengajarkan kita untuk semakin arif memaknai kehidupan.

Teater merupakan sebuah sebuah dinamika pemikiran anak-anak yang ada di dalamnya. Ia menjadi wadah bagi kreativitas, yang terkendali secara alamiah dalam kehidupan teater, dimana masing-masing kelompok adalah unik. Memiliki cara ekspresi yang berbeda, memiliki kepribadian (sebagai kelompok) yang khas serta dikejar oleh sebuah ide dan gagasan bersama yang kreatif.

Bagaimana teater untuk anak-anak sekolah?

Perkembangan pemikiran manusia modern mengatakan bahwa manusia memiliki kepribadian yang utuh yang harus dilengkapi dengan daya kecerdasan otak dan daya kecerdasan emosional. Dalam dunia pendidikan, kita mengenal bahwa pendidikan yang diajarkan di sekolah tidak hanya memiliki satu tujuan: mencerdaskan otak, tetapi juga membangun kecerdasan emosionalnya. Tidaklah bijaksana apabila kita (baik sebagai guru maupun orangtua) hanya menginginkan anak-anak kita pandai dalam mata pelajaran tetapi gagap dalam menghadapi kenyataan kehidupan.

Teater meniscayakan hal itu. Sebagai media, sebagai wadah dan sebagai alat; teater memungkinkan perkembangan kecerdasan otak kejiwaannya. Terlebih bahwa teater sering juga dimaknai sebagai arena bermain ekspresi, dimana setiap anak akan dibiasakan untuk mempresentasikan dan mengaktualisasikan dirinya, akan sangat merangsang perkembangan potensi yang dimilikinya.

Di sinilah teater menemukan tempat untuk menjadi perhatian bagi anak-anak sekolah kita. Ia merupakan kurikuler yang baik untuk membantu mengembangkan potensi diri anak secara positif. Di sini juga kita akan berbicara bahwa teater tidak hanya menjadi persoalan milik kesenian dan kebudayaan, tetapi juga merupakan urat pendukung di dalam dunia edukasi anak-anak sekolah kita. Bahkan pada gilirannya, kegiatan teater yang berkembang di sekolah dapat dijadikan pemacu perkembangan pendidikan di sekolah tersebut, baik untuk para guru dan terlebih bagi para siswanya.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline