Lihat ke Halaman Asli

Putri Napitupulu

Ide dan Karya

Kamu Bukan Korban Lagi, Kamu Lebih Kuat dari Apa yang Kamu Tahu

Diperbarui: 19 Maret 2020   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: melihat kesendirian. (sumber: @kulturtava)

Merebaknya virus corona membuat kita lebih concern dengan kesehatan daripada politik dan Isu-isu panas lainnya.

Saat saya menulis artikel ini, saya sedang sibuk dengan gadget, membenamkan diri dengan medsos, membuang-buang waktu. 

Hari ini hari minggu, saya baru saja mengalami pengalaman paling aneh sepulang ibadah, ibadah tanpa jabat tangan dan hand sanitizer dimana-mana. Keadaan di Surabaya sendiri masih aman terkendali.

Beberapa saat sibuk, saya membuka artikel tentang kasus-kasus yang merebak di medsos, mulai dari jokes corona tidak bisa masuk ke Indonesia, manusia-manusia yang tidak habis akal ingin menurunkan pemerintah, Banjir di Jakarta hingga kasus pelecehan seksual oleh pemuka agama.

Di hari minggu, dimana umat nasrani beribadah  berkumpul bersama komunitasnya dipimpin oleh seorang pemuka agama bernyanyi dan menyembah Tuhan,  bukan berita yang saya lihat. 

Berita yang sempat viral di grup whatsapp beberapa bulan belakangan ini bukan menceritakan perbuatan baik, namun perbuatan bejad seseorang yang  bertitle pemuka agama. Pendeta yang melakukan perbuatan cabul selama 17 tahun semenjak korbannya berusia bocah.

Saat saya membaca kembali berita ini, sedih sekali betapa rendahnya moral orang bertitle ini, tentu kejiwaaan korban cukup terganggu bukan hanya karena menjadi korban dan kisahnya viral, tapi membaca komentar-komentar netizen yang maha benar. Kasus-kasus pelecehan seksual dimana korban selalu salah, victim blaming.

Entah sudah berapa juta kali kampanye menolak victim blaming, tetap saja orang-orang menyalahkan korbannya. Tidak heran banyak korban yang lebih memilih diam, menahan rasa frustasi seorang diri  sampai dititik dimana wadah itu tidak mampu lagi menahan semuanya..

Dalam artikel ini saya akan mengkampanyekan "Say no to Victim Blaming", bukan hanya sekedar gerakan #Metoo, ditujukan untuk perempuan dimana mengajak para korban kejahatan seksual  untuk speak up dan berani melawan dan #NoVictimBlaming, melawan pelecehan dan kekerasan seksual bukan hanya untuk wanita. 

Ada banyak anak-anak dari berbagai macam gender, ya semua orang yang menjadi korban berjuanglah untuk mempertahankan tubuhmu dan kesehatan jiwamu.

Saya tidak kampanye untuk menarik empati orang lain, tidak untuk mensosialisasikan kepada mereka yang menyalahkan korban atau lebih buruk mengolok-olok korban, saya harap suatu hari anda akan mengerti dan sadar betapa mengerikannya komentar anda buat  mental para korban. Saya kampanye untuk para korban, Be Brave!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline