Lihat ke Halaman Asli

Putri Napitupulu

Ide dan Karya

Koperasi Katanya, Eh Rentenir Nyatanya

Diperbarui: 1 Maret 2020   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Belakangan ini banyak sekali bermunculan jasa-jasa yang menawarkan pinjaman dengan 'syarat' ringan. Bermodalkan Fotokopi KTP dan surat keterangan lainnya, mereka bersedia meminjamkan uang cepat dan ngak ribet nya itu. 

Entah karena perkembangan zaman menyebabkan kebutuhan semakin aneh-aneh atau terlalu menggiurkannya pinjaman yang disinyalir 'praktis' ini.

Contohnya saja, flyer pinjaman dengan bunga ringan atau sales fintech dijalanan, pinjaman online dengan media promosi SMS (Short Mesage Sent). 

Sayangnya masyarakat kita terlalu mudah percaya dengan si penolong yang menjerat ini. Lihat berapa banyak korban dari berbagai kalangan status, pendidikan dan sosial terjebak dalam pinjaman-pinjaman menggiurkan ini.

Hal yang instan itu membuat ketagihan, hanya menyenangkan diawalnya saja akhirnya malah membawa kita kepinjaman-pinjaman dengan bunga yang gila-gilaan

Namun yang saya soroti dua tahun belakangan ini, yang cukup membuat kepala saya ikut berdenyut-denyut  adalah pinjaman yang mengatasnamakan koperasi.

Kita semua pernah mempelajari apa itu koperasi, keanggotaaan koperasi dan jenis-jenis koperasi. 

Pengertian koperasi sendiri dari Bapak Koperasi Indonesia, Mohammad Hatta. koperasi adalah usaha bersama guna memperbaiki atau meningkatkan kehidupan atau taraf ekonomi berlandaskan asas tolong menolong.

Koperasi resmi terdaftar resmi di kementerian koperasi dan UKM maupun otoritas jasa keuangan (OJK)

Pada mulanya adalah gosip antar tetangga, Ibu rumah tangga dengan tulang sayur, pelanggan dan penjual dipasar, pegawai kantoran dan ASN. Ketika kebutuhan diiming-imingi pinjaman dengan bunga rendah dan cicilan ringan yang bisa dibayar perhari. "Demand and Supply". Dititik sampai si peminjam tidak sanggup membayar seperti sedia kala, lalu disuguhkan pinjaman dengan bunga yang lebih besar dari sebelumnya, gali lubang tutup lubang. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, utang yang awalnya hanya lima juta rupiah sudah menjadi ratusan juta dari berbagai koperasi yang berbeda.

Hal yang paling mirisnya disini mereka menamai usaha mereka Koperasi!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline