Lihat ke Halaman Asli

Wurry Agus Parluten

Seorang Ayah dan Suami.

1998 Tragedy

Diperbarui: 27 Oktober 2022   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


-----
Kisah dimulai pada era "May 1998 riots of Indonesia", dimana 2 saudari perempuan sedang terjebak di sebuah mall yang terbakar. 2 saudari itu beda usia 3 tahun, yang besar bernama...

SUSAN (6 tahun), yang kecil bernama...

HENI (3 tahun).

Di momen tersebut mereka terperangkap sehingga tak bisa keluar, satu-satunya jalan adalah ventilasi udara yang hanya bisa dilewati anak kecil. Karena terdesak, tak ada pilihan bagi PAPA dan MAMA, selain menyuruh mereka untuk segera pergi menyelamatkan diri lewat ventilasi. Mereka berhasil masuk ke ventilasi, namun Papa dan Mama terjebak di dalam kobaran api.
-----
Di dalam ventilasi, Susan mengikuti Heni. Mereka terus merayap, guna mencari jalan keluar. Namun tiba-tiba, ventilasi tersebut patah, sehingga mereka berdua terpisah. Karena kobaran api terus mengejar, masing-masing coba selamatkan diri hingga bisa keluar dengan selamat dari mall. 

Susan bertemu dengan tim penyelamat, sedangkan Heni entah dimana. Susan terus mencari, tapi tak bertemu adiknya. Di sisi lain, Heni justru mencari Susan. Heni melihat seorang anak yang pakaiannya sama dengan Susan. 

Anak itu naik ke depan mobil pick up, Heni mengejar dan ikut (naik di belakang). Mobil tersebut sempat berlintasan dengan Susan yang mencari Heni, tapi keduanya tak saling menyadari satu sama lain.
-----
Di sebuah tempat, Heni kaget saat mengetahui bahwa anak yang tadi dia kejar bukanlah Susan. Itu adalah perempuan cebol bernama...

MAK INA.

Sedangkan Susan, dia sempat melihat mayat Papa dan Mama yang sudah tewas di mall. Karena selama hidup Susan tak pernah mengenal saudara, maka dia diambil anak oleh seorang janda tua bernama...

BU WATI.
-----
Singkat kata pindah ke tahun 2022, dimana seorang Perempuan berpakaian merah (si Merah) baru diterima kerja di sebuah kantor. Dia bertemu dengan sekertaris kantor tersebut yang memakai pakaian putih (si Putih). Merah kesal sekali dengan si Putih, sebab seakan-akan bikin ribet. Selama di kantor inilah Merah dan Putih selalu berdebat satu sama lain.
-----
Sampai sore hari menjelang, baru diperlihatkan di rumah masing-masing, bahwa si Merah punya emak, yaitu Mak Ina, sedangkan si Putih ternyata anak angkat Bu Wati. Ya, si Merah ternyata Susan yang sudah dewasa, menikah dan punya anak 2. Sedangkan si Putih adalah Heni yang menikah, punya anak 1.
-----
Hari ini adalah hari memperingati kematian Papa dan Mama di kebakaran hebat tahun 1998 (May 1998 Riots of Indonesia). Baik Susan maupun Heni tak pernah bertemu satu sama lain. Mereka masing-masing yakin, kalau suatu saat akan bertemu lagi.
-----
(#PunkDulmuluk | 20-27 Oktober 2022)
https://en.m.wikipedia.org/wiki/May_1998_riots_of_Indonesia
-----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline