Lihat ke Halaman Asli

Hienze Bersaudari

Diperbarui: 10 Maret 2019   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

HIENZE - 1

Adena POV.

Gue Adena Henzie, saat ini gue sedang memandang indahnya langit terbentang luas di hadapan gue, dengan cowok yang bener bener gue sayang. Duduk bersila, di atas fender depan mobil Jeep milik Zee, di pinggir danau. Sesekali gue memandang bulan yang bersinar indah, kemudian beralih memandang Zee yang ada banyak persamaan dengan bulan.

Zee itu pacar gue. Baru dapat 5 bulan ini, gue pacaran sama dia. Dan hari ini tepat anniversary kita. Iya, saat ini!!! Dia memberikan hadiah yang sangat luar biasa indah. Dimana gue bisa menikmati indahnya hari dengan menatap bulan bersamanya.

Iya, memang sesederhana itu. Tapi begitu membekas dalam memori indah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Gue memutuskan mengajak cowok itu segera mengantar gue pulang. Pulang. Pulang. Pulang. Hanya Adeva Henzie alasan kenapa gue perlu pulang ke rumah itu.

Cewek itu sudah melipat kedua tangannya di depan dada, mondar mandir di depan gerbang rumah, tatapannya terlihat kesal. Gue bisa lihat jelas itu sebelum menuruni mobil Jeep milik Zee. Spontan, gue mengendus. Perasaan menjadi tidak enak. Pasti si Deva mau marahi gue habis habisan di depan rumah. Kaya nini-nini cerewet. Biasa, sifat mama gue nurun ke dia.

Hanya ke gue dia bawelnya setengah mati. Entah kenapa, gue hanya bisa memaklumi, dan sedikit bersyukur. Meski mama sudah tiada, setidaknya ada yang suka marahi gue kalau pulang terlambat.

"Pulang telat lagi, hebat." sapanya, bertepuk tangan ria. Seolah gue memenangkan medali emas tingkat nasional. Terdengar suara tawa Zee dari dalam mobil, sebelum cowok itu benar benar meninggalkan pekarangan rumah.

"Papa sudah ngomel ngomel di dalem. Dari tadi marahin gue mulu, karena lo enggak pulang pulang . Lo udah kelas 12, Dena!!"

Gue terkekeh mendengar Papa ngomel ngomel tentang gue. "Basi, lo. gak mungkin. Masa peduli dia sama kita!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline