Lihat ke Halaman Asli

Ketika Gema Cinta Berkumandang

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semakin hari isi dan merunduk
menyembah kepala sama rendah sama rata dengan tanah
menggali hingga dalam
sedalam isi sedalam makna

bila anggrek anggrek mekar sombong
kecantikan aneka warna hanyalah singgah, sementara
yang lain tanpa menyiratkan pesona
membagi wangi menenangkan hati dengan aroma
kemudian kata kemudian suara

lalu dan selalu
pesona sombong hanya lalu
tanpa berbagi memang hanya tipu

jika emprit emprit pulang kandang
dan mata tak mampu bercahaya
tata warna ruang gelap hanyalah suara dan wangi

selamat tinggal pemutih,gincu
dan merak merak diatas kepala tak kan mampu bercahaya

gulita sebuah ruang titik titik waktu
adalah kerajaan suara hati
yang menguasai dengan gema gemuruh sandi
isyarat dari hati ke hati

isyarat suara hati tak pernah tuli
meski terik benderang berdendang
hingga kelak gelap menutup mata
suara suara hati kekal dan abadi

begitulah semestinya cinta
Anugerah Tuhan lewat suara dan gema

(AS.Amri, Yogyakarta 19 Agustus 2012)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline