Lihat ke Halaman Asli

Menunggu Senja Berlalu

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

matahari sedikit sekali berbagi cahanya. bukan karena tidak mampu atau enggan, hanya saja sekumpulan awan hitam tebal bersekongkol melawan sinar mentari. butiran air yang menempel di ujung dedaunan dan tanah yang basah menjadi tanda bahwa awan hitam telah meluapkan emosinya. angin yang melintas selepas hujan sangat sejuk dan menyegarkan. tanah yang basah selepas hujan, membagi aromanya yang khas dan menyimpan rindu.

ketika awan hitam mulai memudar, matahari sudah hampir tiba waktunya untuk singgah di belahan dunia yang lain. meninggalkan kegelapan disini. bulan yang belum tentu hadir menerangi malam, tidak membuat khawatir tidak seperti dulu, sekarang banyak benda yang bisa memancarkan cahanya dengan caranya.

dari lantai dua, aku menatap sempit luar jendela. nampak beberapa ujung pohon yang terombang-ambing oleh angin. belum juga puas menerpa dedaunan, angin tersebut berlari menabrak tirai kamar membuatnya terpontang panting ke kanan dan kiri.

teman-teman mulai berdatangan pulang ke rumah membawa celotehan- celotehan mengusir sepi yang sedari tadi diam membisukan rumah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline