Lihat ke Halaman Asli

Ary Toekan

Penulis, Konten Kreator

Kabut di Puncak Pasandan

Diperbarui: 1 Februari 2019   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sini
berlalu lagi tujuh purnama
Di puncak berkabut Pasandan
Sendiri, kusibak jejak tulusmu
Karena pergimu meretas nasib gadisku
endapkan bulir bening berbalut luka
Ratapmu yg dikau ukir di meja batu tahta cinta
bersemi selalu kueja tanpa lelah

Kakak kopon Sin De'i
go koon moe hama hala
go sedon ata sama tapo nawan daten
Ti mo inam nimun nabe gesika di ha'e
Go gute leik kai tadan pana
Susa go kai seba senan

Kaka raya ata belen
go koon moe rain kuran
go barek ata sama nulan tawan nalan
Ti mo binem tulaka genola
Go semu limak kai laran gawe
Paya go kai sari sarek
Ue taan noga nai

kudekap hampa dadaku, perih
telah kutinggalkan tahta somba raja
tuk sambut indah budimu
tapi dinasti purba Lamaholot telah samarkan dikau di sudut malam
Sendiri di puncak Pasandan
dalam kabut berbalut luka
kuedarkan pandang pada tegar kaku Ile Boleng
pada lembah resah tana Igo Enga
pada lereng karang Ile Napo
Tapi semua sama
Sabdakan cinta jadi luka
buat gadis lugu Uto Boti Bewa
Bewa Tena Lolon
Dan di tengah kabut berselimut perih
madah ini kuakhiri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline