Lihat ke Halaman Asli

Memimpin dengan Hati

Diperbarui: 11 April 2023   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Persoalan yang sering muncul dalam sebuah usaha adalah perpindahan karyawan. Tidak urung kadang kala pindahnya seorang karyawan apalagi jika karyawan berbakat sedikit banyak akan menimbulkan goncangan di perusahaan atau komunitas tersebut. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah Mengapa karyawan berbakat ini pergi walaupun gajinya besar? 

Jawabannya terletak pada salah satu penelitian terbesar yang dilakukan oleh Gallup Organization. Penelitian ini menyurvei lebih dari satu juta karyawan dan delapan puluh ribu manajer, lalu dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul First Break All the Rules. Penemuannya adalah sebagai berikut: Jika orang-orang yang bagus meninggalkan perusahaan, lihatlah atasan langsung/tertinggi di departemen mereka. 

Lebih dari alasan apapun, dia (atasan langsung tersebut) adalah alasan orang bertahan dan berkembang dalam organisasi. Dan dia (atasan langsung tersebut) biasanya adalah alasan mengapa mereka berhenti, membawa pengetahuan, pengalaman, dan relasi bersama mereka,dan biasanya mereka pindah langsung ke pesaing. 

Orang meninggalkan manajer/direktur anda, bukan perusahaan, tulis Marcus Buckingham dan Curt Hoffman penulis buku First Break All the Rules. Pakar SDM menyatakan bahwa dari semua bentuk tekanan, karyawan menganggap penghinaan di depan umum adalah hal yang paling tidak bisa diterima. Pada kesempatan pertama, seorang karyawan mungkin tidak pergi, tetapi pikiran untuk melakukannya telah tertanam. 

Pada saat yang kedua, pikiran itu diperkuat. Saat yang ketiga kalinya, dia mulai mencari pekerjaan yang lain. Ketika orang tidak bisa membalas kemarahan secara terbuka, mereka melakukannya dengan serangan pasif, seperti: 

1. dengan membandel dan memperlambat kerja, 

2. dengan melakukan apa yang diperintahkan saja dan tidak memberi lebih, 

3. juga dengan tidak menyampaikan informasi yang krusial kepada sang bos atau atasanya langsung. 

Jika ini terjadi maka yang paling dirugikan adalah Perusahaan. Apapun upaya yang dilakukan oleh Perusahaan untuk menahan karyawan tersebut, bahkan dalam bentuk memberikan penghargaan kerja yang setinggi-tingginya tetap akan sia-sia. Belajar dari hasil penelitian tersebut di atas, bagi pelaku usaha skala UMKM, dimana kebanyakan atasan langsung karyawan adalah juga pemilik usaha, prinsip memimpin dengan hati sepertinya cocok untuk menghindari seringnya perpindahan karyawan dalam perusahaan kita. 

Usahakan kita melakukan komunikasi dengan karyawan sesering mungkin. Buka pintu kantor kita selebar mungkin untuk mendengarkan usulan, masukan bahkan keluhan karyawab kita dan ajak mereka berbicara dari hati ke hati. Jangan perlakukan karyawan hanya sekedar sebagai factor produksi saja. 

Memang setiap permasalahan belum tentu dapat dipecahkan atau seriap usulan belum tentu dapat diterima dan di aplikasikan, akan tetapi minimal, jika kita mau berbicara secara baik-baik kepada mereka, perasaan dihargai dari seorang karyawan akan muncul. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline