Lihat ke Halaman Asli

Pendistribusian Zakat dalam Ekonomi Islam Memengaruhi Indeks Gini

Diperbarui: 27 September 2018   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Seperti yang kita ketahui zakat merupakan salah satu dari rukun islam, sehingga zakat merupakan suatu kewajiban yang mutlak dimiliki oleh setiap orang muslim bagi yang mampu. Zakat memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, karena zakat didistribusikan kepada masyarakat golongan fakir miskin (Mustahiq) maka terjadi hubungan harmonis antara golongan kaya dan fakir miskin.

Zakat di Indonesia mempunyai potensi yang sangat tinggi yaitu sekitar Rp 9,1 Triliun tiap tahunnya. Dengan adanya zakat maka dapat meminimalisir potensi kesenjangan social, seperti yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Selain itu, zakat mempunyai kedudukan paling penting dalam ekonomi islam. Zakat bukanlah sebuah beban bagi anda yang mempunyai harta lebih, zakat sendiri juga telah tertulis dalam Al-Quran dimana dengan kita berzakat maka Allah akan menjamin pahala yang berlipat bagi si pemberi zakat.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP (Gross National Product) riil di negara tersebut . Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

Kesadaran masyarakat Indonesia dalam membayar zakat sudah cukup baik, hal ini dapat dinilai dari data statistik indeks gini. Data indeks gini pada Negara Indonesia dapat dikatakan memiliki nilai relative kecil dari pada Negara-negara di sekitarnya. Namun bukan berarti kita membiarkan indeks gini pada Indonesia berada pada tahap yang sama atau bahkan lebih buruk dari pada tahun sebelumnya. Indeks GINI dapat diminimalisir dengan memperbaiki sistem pendistribusian zakat yang lebih baik. Dari data yang ada masih ada zakat yang tidak terdistribusi pada masyarakat yang lebih membutuhkan. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap zakat kita juga meningkatkan pemerataan zakat tersebut.

Pemerataan distribusi zakat di Indonesia kini sudah dikelola oleh badan-badan tersendiri yang mengelolah pendistribusian zakat. Harapan dengan kehadiran Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) baik di pusat maupun di daerah telah menjadi salah satu pendorong terciptanya distribusi pendapatan yang merata antara muzakki dan mustahik. Adanya OPZ ini juga mendorong perubahan paradigma penyaluran zakat yang semula terbatas pada pemenuhan kebutuhan hidup yang cenderung konsumtif, bergeser sebagian menjadi pemberdayaan ekonomi yang sifatnya produktif. (Laela dan Baga, 2011). Menurut badan pusat statistik nilai indeks GINI dari 2014 (September) hingga 2018 (Maret) selalu mengalami penurunan hal ini dapat dikatakan pendistribusian zakat yang dikelola oleh OPZ sudah dikatakan cukup baik.  

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa pendistribusian zakat yang baik dalam ekonomi islam mempunyai potensi yang signifikan dalam meminimalkan indeks GINI. Maka pendistribusian zakat perlu mendapatkan perhatian yang lebih sebagimana urgensi zakat dalam kesejahteraan masyarakat. Sehingga zakat bukan hanya memiliki nilai keagamaan saja, namun juga memiliki nilai ekonomi yang cukup besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline