Tahun baru lalu (2013) saya menulis tentang terompet isrofil, http://sosbud.kompasiana.com/2012/12/31/terompet-malaikat-isrofil-di-malam-tahun-baru-520290.html. Dan instruksi Tuhan bisa datang kapan saja, bisa jadi malam tahun baru nanti. Bagaimana kalau Isrofil sudah mendapat SK dari Tuhan untuk meniup dan memainkan Sangkalanya malam nanti? di tengah-tengah suara terompet-terompet manusia penuh gairah dunia? di tengah-tengah aksi wanita-wanita yang rela dicumbu dan digauli pasangannya pada pergantian tahun nanti? di tengah-tengah tawa dan teriakan bahagia anak-anak, sibuknya pedagang kaki lima, penjual minuman, para penjaga parkir mengatasi lalu lalang kndaraan, dan ditengah-tengah Bangsa Indonesia yang sejatinya masih terjajah, yg sejatinya menyimpan lukan dan tangis karena belum sempat menikmati kekayaannya sendiri?
Begitu kira-kira inti tulisan saya. Tahun baru kali ini juga sangat memungkinkan hal tersebut akan terjadi. Apalagi akhir tahun ini, hari ini, hari terakhir dari bulan safar. Atau yang dikenal dengan "Rabu wekasan", dimana Allah menurunkan bala', maka bagi kaum muslim yang meyakini dan berfikir, seharusnya beristighfar, mohon ampun dan shalat tolak balak 2 rakaat. Diikuti dengan muhasabah, instropeksi diri.
di BBM juga tersebar peringatan yang sama, BBM itu berbunyi : "Rabu wekasan malam tahun baru pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun yang sudah lalu karena malam tahun baru pada tahun ini bertepatan pada hari rabu terakhir atau arba'mustamir bulan safar. Pada hari rabu tersebut Allah akan menurunkan beribu-ribu mala petaka (bala') oleh sebab itu pada tahun ini diharapkan untuk tidak ber lebih-lebihan dalam merayakan tahun baru Masehi 2014 Karena setiap manusia tidak tahu musibah apa yang akan diturunkan pada hari itu..SEBARKAN TEKS INI seikhlasnya ke KONTAK MU pada sebagian mukmin ALLAH."
Nah, di hari yang Allah menurunkan bala'-bala' nya ini, bagaimana kalau terompet isrofil salah satu dari bala itu. Berbarengan dengan terompet-terompet buatan manusia itu, apa yang akan terjadi.??
Dan kenapa kita harus merayakan tahun baru ini, atau kenapa harus bulan Januari yang menjadi awal tahun baru. Kenapa bukan bulan februari atau Juli? Kenapa kita terus terkungkung dan terikat oleh momen-momen seperti. Bukankah manusia mempunyai kehendak, berbuat. Kenapa dengan kehendak yang diberikan Tuhan tidak dimanfaat untuk merubah tradisi-tradisi yang kurang baik ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H