Lihat ke Halaman Asli

Aryo Darpito

Fotografer

Membangun Kerukunan Menuju Pemilu 2024

Diperbarui: 24 Maret 2024   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengantar

   Kehidupan bersama tidak bisa lepas dari sebuah dialog. Dialog hadir sebagai unsur penting. Dalam menyatukan perbedaan yang dapat memecah belah, dialog sangat diperlukan demi menjaga keutuhan bangsa dan bernegara.

   Menghadapi pemilu 2024, dialog antar umat beragama semakin gencar dilakukan. Saya  mengambil artikel dari situs berita Detik. Berita tersebut sangat jelas bagaimana pesan kerukunan terus digalakkan. Dengan kerukunan, maka kesatuan NKRI dapat senantiasa terjaga dan sikap patriotisme akan mengakar kuat pada tiap pribadi.

Kerukunan bersama, proses panjang yang tidak terelakkan

   Kerukunan antar umat beragama telah melewati proses panjang. Tidak mudah dalam perjalanannya. Konflik karena perbedaan ini pun tidak pernah absen. 

   Indonesia lahir dari masyarakat yang beragam. Ragam agama, ragam suku, dan ragam persepsi. Bukan berarti perbedaan itu tidak bisa disatukan. Kesadaran dan niat untuk menyatukan bangsa sebagai satu kesatuan menjadi landasan kuat dalam masyarakat yang pluralis.

   Keterbukaan antar pribadi menjadi hal vital dalam dialog. Tanpa keterbukaan, sulit untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan bersama. Ketika dialog dimulai dari hati bahwa dialog akan menghantar pada kedamaian berelasi, hasil yang baik tentu akan mengikuti niat awal tadi. Dengan hadirnya keterbukaan inilah kerukunan tercipta dan berkelanjutan.

   Masalah yang kini dihadapi adalah kuatnya sifat primordialisme dan individualisme. Walau hidup dalam masyarakat yang pluralis, bukan berarti kerukunan dapat terjadi begitu saja. Karena kuatnya sifat primordialisme inilah yang menjadi titel kerukunan ternodai. 

   Sifat individualisme juga perlu menjadi catatan.

   Saya melihat bahwa kompetisi teknologi tak pernah habis. Dengan gawai di tangan, orang dapat menjadi acuh tak acuh kepada sekitarnya. Waktunya habis dengan bersosialisasi dalam dunia persegi panjang dengan orang-orang yang tidak diketahui nama dan latar belakangnya.

   Kesamaan nasib kiranya menjadi prioritas. Sadar bahwa kita berada dalam ideologi dan atmosfer yang sama, yaitu Pancasila, dapat mengokohkan kesatuan dan kerukunan yang kini terus dibangun untuk menciptakan kondisi politik yang stabil menuju pemilu 2024 mendatang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline