Lihat ke Halaman Asli

Cemburu atau sakit hati

Diperbarui: 3 Mei 2019   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya tidak menyangka di umurku yg ke 42 thn, saya harus duduk di kursi ini, mencoba mengeluarkan isi kepala ku , yg sudah lama "kaku" akibat stroke yg menyerangnya 2 tahun yg lalu.

Jawaban yg paling sederhana adalah TAKDIR.  Takdirlah yg menuntunku dan yg paling menggelisahkan ku adalah "BAGAIMANA JADI NYA HIDUP KEDEPAN NANTI ". Ya, saya tidak punya gambaran atau katakanlah insting seperti apa jadinya nanti, saya tidak punya jawaban.

Oh iya, kenalkan saya duda dengan satu orang anak laki laki berumur 7 thn . Namun ia "diambil" ibunya . Saya hanya bisa pasrah saja , lagian to saya tidak bisa menafkahi anak ku kini , saya jobless.

Hari hari ku tinggal seorang diri, disebuah rumah kontak an yg sebentar lagi habis masa kontrak nya.  Ups..berat memang..berat memang , hehehe

Saking stress nya saya tidak bisa membedakan mana yg harus ketawa mana yg sedih, iya kan ?

Oh , kembali ke topik kita CEMBURU ATAU SAKIT HATI. Pertanyaannya kepada siapa? Apakah saya harus cemburu dengan hidup ini ataukah saya harus sakit hati dengan kenyataan hidup?. Entahlah bagaimana saya harus menjawabnya.sabar kata orang harus SABAR..

Tidak ..pengen saya teriak..TIDAK!!!!!SAYA TIDAK BOLEH MENYERAH !!! SAYA MASI PUNYA MASA DEPAN.

AKU MENERIMA SEMUA TAKDIR KU !! LIRIH ku dalam setiap sujudku. Tak terasa air mata ini mengalir dan membasahi pipiku. Bismillahirahmanirahim semua akan kuhadapi. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline