Lihat ke Halaman Asli

DRPM INSTIKI

Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia

Merajut Warisan Budaya Pura Kehen dalam Dunia Digital

Diperbarui: 18 Desember 2023   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://kehen.nusaheritage.com


Kabupaten Bangli, Bali - Sebagai seorang dosen dengan bidang Digital Humanities, Ida Bagus Ary Indra Iswara bersama dengan mahasiswa-mahasiswa dari Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) telah berhasil meluncurkan program pengabdian masyarakat yang menggabungkan unsur pelestarian budaya dan pengarsipan digital. Proyek ini bertujuan menjaga keberlanjutan sejarah dan nilai-nilai kultural yang dipersembahkan oleh Pura Kehen di Kabupaten Bangli.

Pura Kehen: Persembahan Sejak 804 Saka

Pura Kehen, sebagai pura terbesar di Kabupaten Bangli, memiliki sejarah yang kaya. Berdiri sejak tahun 804 Saka, pura ini awalnya berada di wilayah perbukitan. Pada tahun 1126 Saka, Raja Ida Bhatara Guru Sri Adikunti Ketana memimpin proses pemugaran yang menghasilkan perluasan wilayah Pura Kehen. Kini, pura ini terdiri dari tiga tingkatan atau halaman, yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Pentingnya Pura Kehen tergambar dari statusnya sebagai Pura Kahyangan Jagat. Krama I Bangli, yang berjumlah 800 kepala keluarga, secara aktif mempersembahkan pengabdian kepada Hyang Kehen. Saat ini, krama I Bangli telah membentuk desa adat dan satu kesatuan yang disebut Gebog Domas, mencakup wilayah 800.

Piodalan dan Prasasti: Menyatu dalam Sejarah

Masyarakat di sekitar Pura Kehen berpartisipasi dalam piodalan setiap enam bulan sekali, jatuh pada Buda Kliwon Sinta/Buda Kliwon Pagerwesi. Sejarah Pura Kehen terekam dalam sembilan lembar prasasti tembaga berbahasa nagari atau Jawa Kuno. Prasasti-prasasti ini, setelah melalui proses translasi menjadi Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia, diabadikan dalam buku yang disimpan di Gedung Kirtya Singaraja. Fotokopi buku ini turut diarsipkan di Pura Kehen sebagai sumber informasi dan warisan budaya.

Menurut penuturan I Putu Gede Astawa (Jro Gede), penglingsir Pura Kehen, sembilan lembar prasasti ini terbagi menjadi tiga bagian: Prasasti Pura Kehen A, Prasasti Pura Kehen B, dan Prasasti Pura Kehen C. Masing-masing prasasti membahas berbagai aspek, termasuk aturan, pencatatan perkawinan, dan upacara pura di wilayah Pura Kehen.

Inovasi Digital: Website dan Virtual Reality Tour

Sebagai hasil nyata dari pengabdian ini, tim yang dipimpin oleh Ida Bagus Ary Indra Iswara dan mahasiswa INSTIKI berhasil meluncurkan website resmi Pura Kehen, yaitu kehen.nusaheritage.com. Website ini menyediakan akses mudah terhadap informasi sejarah, ritual, dan kegiatan budaya di Pura Kehen.

Selain itu, mereka juga menciptakan pengalaman virtual yang luar biasa melalui virtual reality tour. Dengan ini, pengunjung dari berbagai belahan dunia dapat merasakan keindahan dan kekayaan Pura Kehen tanpa harus berada di tempat secara fisik.

Menggenggam Masa Depan Pura Kehen


Melalui inisiatif pengabdian masyarakat yang menggabungkan kearifan lokal dan teknologi digital, Ida Bagus Ary Indra Iswara dan mahasiswa INSTIKI telah memberikan kontribusi positif yang signifikan untuk pelestarian budaya dan warisan Pura Kehen. Dengan kehadiran website dan tur virtual, mereka membuka pintu bagi masyarakat lokal dan dunia untuk menjelajahi keindahan dan sejarah pura ini. Upaya ini tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat terus menghargai dan memahami keunikan budaya Bali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline