Mengawali persiapan tahun ajaran baru 2024/2025, SMP Negeri 2 Mertoyudan Magelang (Spenada Metro) melaksanakan kegiatan In House Training (IHT). Kegiatan yang dilaksanakan Senin (08/07) ini bertempat di aula sekolah melibatkan seluruh guru Spenada Metro dengan mengangkat tema Strategi Pengelolaan Kelas menuju Pembelajaran yang Berdiferensiasi. Adapun yang hadir bertindak sebagai narasumber adalah Ary Gunawan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Muhammadiyah 3 Depok Sleman, praktisi pembelajaran berdiferensiasi alumni guru penggerak.
Kegiatan IHT dimulai sekitar pukul 08.30 WIB setelah sebelumnya dimulai rapat internal pembagian tugas dan persiapan tahun ajaran baru. Dalam sambutannya, Kepala SMP Negeri 2 Mertoyudan Yuliyanto, M.Pd. menyampaikan pentingnya mempersiapkan pengelolaan kelas di tahun ajaran baru agar pelayanan pembelajaran semakin meningkat, salah satunya dengan implementasi pembelajaran berdiferensiasi.
Kegiatan IHT yang dilaksanakan selama 3JPL ini didesain interaktif dan lebih banyak merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan di sekolah mengingat hasil pre-asesmen yang dilakukan menunjukkan sebagian besar guru Spenada Metro sudah memiliki pemahaman awal yang baik terkait pembelajaran berdiferensiasi.
Ary Gunawan selaku pemateri memulai dengan mengajak peserta terlibat aktif mengemukakan pendapat tentang paradigma pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, khususnya melayani berbagai kebutuhannya. Untuk itu diperlukan asesmen awal, baik kognitif maupun non-kognitif untuk mengetahui secara lebih detil kesiapan belajar murid (readiness) maupun profil belajar murid (gaya belajar, pola interaksi dan lainnya).
Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran berdiferensiasi dapat dipilih maupun dikombinasikan jenis diferensiasi yang diterapkan, boleh menggunakan diferensiasi konten, proses maupun produk. Semua ditentukan dari hasil asesmen dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
"Prinsipnya, pembelajaran berdiferensiasi adalah melayani kebutuhan murid. Dengan treatmen yang kita berikan, harapannya semua murid mampu mencapai tujuan yang sama meskipun dengan cara yang berbeda." mengutip penyampaian Ary.
Dalam menyusun modul ajar, media ajar maupun instrumen asesmen yang diperlukan harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Untuk memudahkan guru, teknologi informasi yang berkembang dapat digunakan, salah satunya adalah artificial intelligence (AI). Beberapa aplikasi edukasi sudah didukung AI untuk mempermudah tugas guru diantaranya Gemini, ChatGPT, Quizizz, Canva, Gamma App dan puluhan bahkan ratusan aplikasi yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.
"Di era saat ini, kita tidak kekurangan sumber pengetahuan. Hanya diperlukan kemampuan memvalidasi informasi yang sesuai dan kebijaksanaan dalam penggunaannya. Hak cipta dan etika digital perlu ditanamkan pada diri guru dan murid." mengutip penyampaian Ary.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H