Seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat, Generasi Alpha, yang dilahirkan tahun 2010 dan setelahnya, tumbuh dalam dunia yang sepenuhnya terkoneksi secara digital. Di tengah laju perkembangan tersebut, pelajar Muslim dari generasi ini menunjukkan potensi luar biasa dalam menggabungkan kearifan digital dengan nilai-nilai keagamaan mereka, menciptakan karya-karya inspiratif dan meraih prestasi gemilang.
Berikut ini beberapa intisari dari materi Digital Citizenship yang penulis sampaikan dalam Pelatihan Kader Taruna Melati 1 (PKTM 1) Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMP Muhammadiyah 3 Depok Yogyakarta (SMP Mugadeta) pada Jumat, 17 November 2023 yang lalu. Penulis memperoleh kesempatan menyampaikan materi dengan tema Generasi Alpha, Bermakna dan Cerdas Bersosial Media.
Penulis memulai materi dengan memberikan gambaran mengenai generasi alpha dan karakteristiknya yang sangat akrab dengan teknologi, menyukai hal yang bersifat instan, dan sedikit lemah dalam kompetensi verbal. Perkembangan teknologi digital yang semakin canggih dengan lahirnya berbagai inovasi, perangkat gawai dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) serta aktivitas media sosial memiliki tantangan dan peluang yang perlu dioptimalkan. Sebagai benteng, penulis menyampaikan pedoman bermuamalah melalui media sosial sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 24 Tahun 2017.
Berdasarkan Fatwa MUI No. 24 Tahun 2017, Konten/informasi yang akan disebarkan kepada khalayak umum harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Konten/informasi tersebut benar, baik dari sisi isi, sumber, waktu dan tempat, latar belakang serta konteks informasi
disampaikan. - Bermanfaat, baik bagi diri penyebar maupun bagi orang atau kelompok yang akan menerima informasi tersebut.
- Bersifat umum, yaitu informasi tersebut cocok dan layak diketahui oleh masyarakat dari seluruh lapisan sesuai dengan
keragaman orang/khalayak yang akan menjadi target sebaran informasi. - Tepat waktu dan tempat (muqtadlal hal), yaitu informasi yang akan disebar harus sesuai dengan waktu dan tempatnya
karena informasi benar yang disampaikan pada waktu dan/atau tempat yang berbeda bisa memiliki perbedaan makna. - Tepat konteks, informasi yang terkait dengan konteks tertentu tidak boleh dilepaskan dari konteksnya, terlebih ditempatkan
pada konteks yang berbeda yang memiliki kemungkinan pengertian yang berbeda. - Memiliki hak, orang tersebut memiliki hak untuk penyebaran, tidak melanggar hak seperti hak kekayaan intelektual dan tidak melanggar hak privacy
Penulis menekankan pentingnya saring sebelum sharing kepada para peserta. Banyak berita yang mengarah pada hoax, cyberbullying maupun yang mengarah pada konten pornografi dan perjudian. Jari-jari dan gawai yang kita miliki apabila tidak terkontrol dengan baik dapat menjadi senjata penghancur yang mengarahkan pada kebinasaan. Untuk itu kader IPM harus mampu menjadi garda terdepan dan influencer dalam amal ma'ruf nahi munkar.
Secara umum, penulis memberikan beberapa peluang yang dapat diambil sebagai geenerasi alpha dalam memaksimalkan teknologi digital untuk syiar dakwah dan pendidikan. Beberapa point penting terangkum dalam catatan berikut.
Pendidikan Digital yang Inklusif
Pelajar Muslim Generasi Alpha tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pencipta konten edukatif. Mereka dapat memanfaatkan platform digital untuk memperoleh dan menyebarkan pengetahuan agama, menciptakan aplikasi pembelajaran Islam, atau membagikan pengalaman pribadi yang menginspirasi.
Kreativitas di Era Digital
Dalam dunia digital, pelajar Muslim Alpha memiliki akses tak terbatas untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Mulai dari seni digital, desain grafis, hingga vlog keagamaan, mereka mampu mengemas pesan-pesan positif dalam bentuk yang menarik dan relevan bagi generasi sebaya mereka.
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menjadi kunci bagi pelajar Muslim Generasi Alpha. Aplikasi pembelajaran interaktif, webinar keagamaan, dan platform daring untuk menghafal Al-Quran menjadi sarana yang memperkaya pengalaman pendidikan mereka, menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berakhlak mulia.