Lihat ke Halaman Asli

Ariestaaz

Mahasiswi

[Tokoh Indonesia] Tirto Adhi Soerjo, Sosok di Balik Inspirasi Tokoh Minke dalam Mahakarya Bumi Manusia

Diperbarui: 5 Oktober 2022   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagi teman-teman yang hobi membaca novel sastra sudah pasti nggak asing dengan mahakarya sastra fenomenal dari Pramoedya Ananta Toer berjudul "Bumi Manusia." Buku ini merupakan seri pertama dari Roman Tetralogi Buru. Karya sastra yang mampu menyuguhkan karakteristik dari setiap tokoh hingga sanggup  menarik perhatian pembaca.

Sebut saja Nyai Ontosoroh, tokoh yang hangat, tetapi pekat. Juga tak luput sang tokoh utama, Minke, si anak muda yang menyanjung segala peradaban Eropa. Dilansir dari Gramedia Blog, ada satu fakta menarik bahwa karakter Minke selaku tokoh utama dari novel tersebut ternyata terinspirasi dari tokoh yang bernama Tirto Adhi Soerjo seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional di Indonesia.

Lantas siapakah sosok dibalik karakter Minke tersebut?

Aku akan bantu jabarkan sedikit. Beliau ini memiliki nama asli Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo, seorang keturuan priyayi yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada tahun 1880 putra dari Raden Mas Tirtonoto, Bupati Bodjonegoro, yang masih kerabat dari Raden Adjeng Kartini. Beliau dikenal sebagai pendiri surat kabar nasional (pada kala itu) "Medan Prijaji" yang diterbitkan tahun 1907. Selain itu beliau juga mendirikan surat kabar lain surat kabar lain diantaranya: Soenda Berita (Didirikan dari tahun 1903-1905) dan Putri Hindia (Didirikan tahun 1908). 

Sempat mengenyam pendidikan di sekolah kedokteran School tot Opleiding van Indslanche Artsen (STOVIA) Batavia, tetapi sayangnya beliau nggak menyelesaikan pendidikannya. Bersumber dari Kompas.com beliau ini dikeluarkan dari Stovia pada tahun 1900 kemungkinan karena ketahuan mengeluarkan resep untuk sahabatnya seorang Tionghoa yang miskin. Alih-alih menyerah, beliau menekuni dunia kepenulisan yang menjadi kegemarannya. Satu fakta lagi beliau adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Beliau juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. 

Dua tahun sebelum lahirnya organisasi Budi Utomo, pada tahun 1906 beliau telah mendirikan organisasi pribumi yang diberi nama Sarikat Priyayi. Perkumpulan inilah yang kemudian melahirkan surat kabar Medan Prijaji pada tahun 1907. Bersama H.O.S Tjokroaminoto, ia mendirikan Sarikat Dagang Islam (SDI), yang kelak berubah menjadi Sarekat Islam, pada tahun 1909 di Jakarta.

Segala pemberitaan di surat kabar Medan Prijaji sering dianggap menyinggung pemerintah Belanda hingga tak jarang beliau dibuang ke Pulau Bacan dekat Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Selesai masa pembuangan beliau kembali ke Batavia dan meninggal pada tanggal 07 Desember 1918 dikarenakan penyakit disentri. Namun, sangat disayangkan tak satu pun surat kabar yang memuat berita mengani kematiannya. Pada awalnya beliau dimakamkan di Mangga Dua, tetapi dipindahkan di Pemakaman Blender, Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat.

Pada 1973, pemerintah mengukuhkannya sebagai Bapak Pers Nasional. Pada tanggal 3 November 2006, Tirto mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres RI no 85/TK/2006 oleh Presiden SBY.

Gimana nih guys? Keren banget ya tokoh yang dijadikan inspirasi oleh Bapak Pramoedya Ananta Toer! Selayaknya kita sebagai generasi muda mampu meneladani semangat beliau untuk negara ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline