Lihat ke Halaman Asli

Menhan : Paham Radikal Adalah Ancaman Serius Bangsa Indonesia

Diperbarui: 23 Mei 2016   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunis Indonesia (PKI) telah menjadi sejarah yang kelam dimasa lalu, karena PKI merupakan paham radikal yang dapat merusak sendi-sendi berbangsa dan  bernegara.

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila yang dicetuskan dan digali pertama kali oleh bapak Proklamator Indonesia yang sekaligus menjadi Presiden Indonesia yang pertama yaitu Ir.Soekarno. Pancasila saat ini dinilai sudah sesuai, karena dapat merangkul seluruh perbedaan-perbedaan yang ada Indonesia, baik perbedaan suku, agama, ras maupun golongan lain, serta berada pada jalur tengah dengan tidak kekiri dan tidak ke kanan.

Menanggapi hari lahirnya Partai Komunis Indonesia, Ryamizard menyampaikan bahwa paham radikal merupakan ancaman yang serius bagi bangsa Indonesia, maka dari itu Pancasila perlu dimaknai dan dihayati lebih dalam oleh seluruh masyarakat Indonesia.

“Itu Pancasila adalah budaya kita, budaya kita bukan kekerasan dan bunuh-bunuhan, tidak ada musuh-musuhan, tetapi yang ada adalah saling menghormati dan gotong royong, jika tidak mau saling menghargai dan gotong royong, keluar saja dari negara Indonesia ini,” tegasnya.

Selain itu, Ryamizard juga meminta kepada aparat keamanan untuk menangkap oknum yang masih memakai lambang atau simbol palu arit yang merupakan simbol komunis, karena melanggar undang-undang.

Oleh karena itu, Ryamizard berharap tidak ada lagi oknum yang menggunakan/memakai atribut PKI. “Kasihan Bapak Presiden yang lagi fokus menangani masalah pembangunan dan ekonomi di Indonesia, tapi terganggu oleh masalah seperti ini. Ini artinya menghambat pembangunan yang sedang digalakkan oleh pemerintah kita. Kita sudah melupakan semua yang telah lalu,”tandasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline