Lihat ke Halaman Asli

aryavamsa frengky

A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Bukan Sanksi, Bukan Konsekuensi, tapi Solusi

Diperbarui: 11 November 2023   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.freepik.com

Siang itu, penulis bertugas melakukan observasi ke salah satu KB-TK swasta di Yogyakarta. Observasi yang dilakukan penulis pada sesi ini adalah dengan melakukan tanya jawab kepada Kepala Sekolah perihal kegiatan sekolah dari murid datang hingga murid pulang sekolah.

Ada suatu pernyataan yang menarik dan membuat penulis terinspirasi untuk menuliskannya pada tulisan ini yaitu ketika penulis menanyakan,"Apa yang dilakukan guru di saat murid melakukan kesalahan dalam hal ini tidak tertib atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan?". Kepala sekolah memberikan jawaban yang sangat praktis dan inspiratif sehingga baik untuk dapat kita terapkan dalam perhelatan kita bersama anak-anak usia dini.

"Kami membiasakan bertanya sebab mengapa mereka tidak melakukan hal yang telah kami sampaikan, selanjutnya kami pun mengajak mereka memahami akibat jika mereka melakukan pelanggaran. Sebab dan akibat ini menjadi tautan yang mengingatkan mereka agar mereka tidak mengulang perbuatan yang sama di kemudian hari. Setelah itu, kami mengarahkan kepada sang murid untuk memikirkan solusi agar permasalahan dari pelanggaran ini terselesaikan".

Rangkaian proses ini memang terkesan panjang dan memerlukan kesabaran yang tinggi bagi para guru atau orangtua untuk melakukan proses pembelajaran bagi murid yang melakukan pelanggaran atas hal yang telah disepakati. Namun menurut penulis pola ini sangat baik untuk menumbuhkan ketrampilan problem solving atau menemukan solusi atas masalah yang hadir.

Murid dilatih untuk memahami sebab dengan pertanyaan, "Mengapa hal ini bisa terjadi?", kemudian melakukan spekulasi atas akibat dengan pertanyaan,"Apa yang terjadi jika hal ini dilakukan?", dan selanjutnya mengarahkan sang murid ke solusi dengan pertanyaan, "Bagaimana caranya agar permasalahan pelanggaran ini dapat terselesaikan?".

Tiga untaian pertanyaan minimal ini dapat menjadi panduan yang baik untuk para guru dan orangtua guna membiasakan anak-anak kita belajar melihat sebuah pelanggaran sebagai sebuah pembelajaran untuk memahami sebab, akibat dan solusinya (SAS) sejak dini. Cara lama menghadapi pelanggaran yang dilakukan anak-anak dengan cara memberi sanksi atau konsekuensi mungkin sudah perlu kita kurangi jika tidak memberikan efek problem solving bagi sang anak.

Ketrampilan yang berkembang di saat penerapan SAS tentu sangat penting untuk dilatih sejak dini bagi anak-anak guna menyiapkan mereka menuju masa depan mereka yang sudah pasti penuh dengan tantangan. Jika kita hanya menerapkan sanksi semata maka anak kita hanya belajar tentang akibat, begitu juga jika kita hanya memberikan konsekuensi maka anak kita hanya memahami akibat dari sebuah perbuatan. Mereka tidak memahami akar permasalahan yang terjadi karena tidak diarahkan memahami sebab, serta mereka pun tidak dilatih untuk mencari solusi agar permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan.

"Apakah setelah diterapkan SAS ke murid, mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari?" tanya penulis kepada kepala sekolah. "Pengulangan atas kesalahan yang sama menjadi lebih minim daripada kita hanya menerapkan sanksi dan konsekuensi, cara SAS ini lebih memberi efek yang baik untuk para murid, agar mereka tidak takut ketika terjadi kesalahan dan mau untuk berpikir lebih baik lagi ke depan karena mereka memahami sebab, akibat dan solusinya", tutur kepala sekolah.

Metode SAS ini sudah diterapkan dan berdampak baik untuk anak-anak yang terlihat mereka ceria ke sekolah dan betah di sekolah. Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi para guru dan orangtua untuk membangun ketrampilan problem solving kepada anak-anak atau muridnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline