Lihat ke Halaman Asli

aryavamsa frengky

A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Teknik Dasar Komunikasi hingga Strategi Guru Membuat Kelas Menyenangkan

Diperbarui: 13 Oktober 2023   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kumon menerapkan metode pembelajaran secara individual sesuai kemampuan anak dalam belajar.(Dok. Humas Kumon Indonesia via kompas.com)

Dalam suatu workshop bersama para guru sekolah dasar, seorang guru bertanya sebuah pertanyaan klasik yang sering ditanyakan dalam banyak berbagai workshop guru yaitu, "Bagaimana menenangkan anak di dalam kelas dengan beragam keunikannya?" 

Beberapa cara klasik pun sering dilakukan para guru di antaranya adalah dengan meneriakkan ancaman, seperti "Diam semua, diammmmm... kalau tidak diam maka kalian tidak mendapat bintang!!!"

Cara ini sering kali berhasil dan mendatangkan ketakutan kepada anak, yang akhirnya membuat sang anak tidak mau berangkat lagi ke sekolah, bahkan sebagian mendapat gejala psikosomatis atau gejala gangguan mental yang terwujud ke fisik seperti tiba-tiba mual jika ke sekolah, atau meriang saat hendak ke sekolah atau sakit fisik lainnya muncul saat berangkat ke sekolah. 

Sang anak akan menyampaikan ke orangtua mereka, "Ma adek dak mau ke sekolah lagi, adek mau di rumah aja, di sana dak enak, gurunya galak!".

Lalu bagaimana cara kita agar membuat anak-anak di sekolah lebih tenang, fokus dan juga senang bersekolah, apa saja yang kita perlu siapkan untuk mendukung hal ini?.

Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu pahami dulu bahwa setiap anak mempunyai kebutuhan untuk diperhatikan, bahkan tidak hanya anak, semua manusia berharap untuk diperhatikan. Mereka meminta perhatian dengan cara mereka masing-masing.

Jika guru masih menggunakan cara belajar dengan cara klasik yaitu meminta anak memperhatikan sang guru yang terus-menerus bercerita tanpa melibatkan sang anak, maka tentu anak-anak akan gelisah untuk memperhatikan kita dan segera mereka mencoba untuk mencari perhatian kepada temannya dan gurunya dengan cara menunjukkan ketidaktenangan mereka, salah satunya membuat kegaduhan di kelas.

Di era 80-90-an cara mengajar dengan guru sebagai pusat perhatian adalah cara yang baik di jaman itu. Murid dengan tertib mendengarkan sang guru, dan guru dengan tegas menegur hingga menghukum mereka yang melanggar ketertiban. Para orangtua sangat mendukung jika guru tegas dan galak di jaman itu.

Di jaman sekarang ini, sebagian besar orangtua telah membesarkan anaknya dengan cara demokrasi tidak lagi diktator. Anak diberi kebebasan memilih dan bertanggung jawab. Kehidupan anak jaman sekarang pun tampak lebih mudah dalam banyak hal sehingga tingkat daya juang mereka cenderung kurang terbina alhasil mereka lebih cepat resah dan khawatir jika mereka tidak mendapat perhatian penuh.

Para guru wajib memahami perubahan ini sebelum melangkah dan menjawab pertanyaan di paragraf kedua. Pemahaman ini menuntut guru untuk lebih berkreasi dalam memberikan pengajaran kepada para murid. Guru tidak hanya fokus menyiapkan materi ajar, namun juga perlu ketrampilan komunikasi yang komunikatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline