Lihat ke Halaman Asli

Siang yang Sepi

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awan gelap menyeimuti langit ini..

Tak ada sosok orang yang bisa aku lihat, kecuali hanya bayanganku saja..

Tak bisa aku dengar suara-suara merdu penghias hati..

Dan tak ada untaian-untaian nada dalam jiwa..

Angin terus menghembuskan nafasnya..

Membawa aku tebang entah ke mana..

Terasa tenang dalam jiwa..

Ini lah nikmat dari Yang Maha Kuasa..

Tak bisa ku pejamkan mata ini..

Terus menerus merasakan rasa sakit..

Akibat dari perbuatan di masa lalu..

Yang selalu mengikuti keberadaanku..

Daun-daun berwarna coklat kering..

Berguguran satu demi satu..

Mengantarkan aku ke dalam jurang..

Hingga tak ada yang bisa menyentuhku..

Ingin rasanya mendatangkan hujan..

Untuk menghampiri jiwa yang sepi.

Dan untuk bertanya tentang kehidupan..

Apa makna dari semua ini?

Terlihat bayangan wajah kedua orang tua..

Menangis meronta…

Menyesali semua perbuatan anaknya..

Yang membuat penuh penyesalan di dunia..

Waktu tak bisa diputar kembali..

Semua telah terjadi..

Walau terasa pahit di hati..

Harus aku jalani..

Hanya bisa melangkah maju..

Membuang masa lalu.

Dan menggemgam masa depanku..

Dengan semangat yang baru..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline