Konon di sebuah desa, di balik tirai kekuasaan, seorang kepala desa yang sekali terlihat sebagai simbol kebaikan dan keberlanjutan merakyat telah berada diujung jalan sebagai penguasa selama satu dekade penuh, sebenarnya merencanakan langkah-langkah gelap. Meski gagal merubah aturan untuk memperpanjang masa jabatannya, ia menunda pemilihan berikutnya sambil mempersiapkan sang putera sebagai pewarisnya.
Sementara rivalnya, yang dulu terlibat dalam situasi kontroversial, mengelabui semua dengan bergabung dalam barisan nasionalis.
Pertanyaannya sekarang: apakah dendam yang terpendam akan meledak setelah Pak kades yang baru terpilih naik takhta, membentuk aliansi yang tak terduga, dan memainkan kartu tak terduga untuk membuntungi kekuatan nasionalis?
Kata mereka biarkan warga yang bodoh itu menerima nasibnya
ha-ha-ha.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H