Mendekatlah kemari aku ingin menceritakan sesuatu yang sudah kusimpan sejak lama, karenanya aku membeku selama bertahun-tahun. Bukan tentang cinta dan perasaanku lagi padamu. Aku sudah muak dengan itu. aku tidak akan meminta apapun lagi selama itu tidak mengganggumu. Aku tak merasa keberatan. Aku tidak ingin menyanyikan dan menceritakan lagi tentang cinta yang bertentangan dengan pikiranku.ini bukan berarti aku memikirkanmu, baiklah aku memang memikirkanmu tetapi hanya sedikit. Ini bukanlah akhir dari sebuah perjalanan tapi ini adalah akhir dari sebuah mimpi buruk. Kemarin aku menggunakan waktuku sepenuhnya untuk menganggur dengan bebas, Hal-hal yang tidak pernah aku gunakan aku tak membutuhkanya lagi
aku ingin menceritakan sesuatu yang sudah kusimpan sejak lama. Keadaan sering memaksaku untuk berbohong, aku menertawakan kegagalanku itu didepanmu dan senyuman yang selama kurun waktu itu adalah palsu dan setelah kepergianmu aku seperti badut namun tidak bisa menghibur diri sendiri. Dibelakangmu aku meratapi kegagalanku. Aku berada dalam kegelapan berhari-hari. Aku merasa frustasi, aku benci pikiranku, aku membenci diriku sendiri. Ada banyak hal yang belum aku ketahui. Entahlah aku tidak mengerti seperti apa perasaan ini, Indah atau buruk? Aku masih belum tahu. Buku-buku dan jendela yang tak pernah diganti kainnya seolah-olah menertawakan jiwaku yang rapuh. Apakah ada tempat yang layak untuk membuangnya? Kau tidak akan bisa melihat bentuknya tapi ku pastikan kau akan melihat kata-katanya.
Ini bukanlah akhir dari sebuah perjalanan tapi ini adalah akhir dari sebuah mimpi buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H