Lihat ke Halaman Asli

SKK Migas, Membangun Indonesia Mandiri Energi

Diperbarui: 28 Agustus 2015   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

“Indonesia defisit energi, rugi, apa-apa dikuasai asing,” umpatan sejenis itu tak jarang terdengar di telinga kita sebagai orang Indonesia. Tapi, apakah umpatan itu selalu benar? Yuk, kita simak ulasan menarik dari SKK Migas Indonesia.

Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas sebagai lembaga negara yang mengurusi energi terus melakukan terobosan-terobosan untuk menciptkan Indonesia yang mandiri secara energi. Kinerja SKK Migas tidak diragukan lagi. Dalam acara Kompasiana Nangkring SKK Migas, Elan Biantoro selaku Kabag. Humas memaparkan serangkaian prestasi yang telah dicapai oleh SKK Migas.

“Aspek hulu migas itu luas sekali, dan kita membawahi lembaga yang menyediakan konsumsi energi bagi jutaan masyarakat Indonesia,” tutur Elan Biantoro. Indonesia dewasa ini masih bergantung penuh pada energi fosil, 49% penggunaan minyak dan 20% menggunakan gas alam, sisanya disokong dari energi batubara dan geothermal.

Tingginya konsumsi minyak dan gas di Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, cadangan minyak yang tinggal 3,6 milyar barrel harus dimaksimalkan untuk kesejahteraan rakyat. SKK Migas melakukan pengawasan mulai dari tahap exploration hingga proses exploitation.

Perjalanan minyak dari dalam tanah hingga berhasil disedot membutuhkan waktu yang tak singkat. SKK Migas memiliki strategi kooperatif dengan kontraktor asing, dimana keuntungan 85% diserahkan untuk negara dan 15% untuk kontraktor. Jadi, apakah Indonesia defisit dan merugi dalam produksi minyak? Tentu tidak, SKK Migas telah memberikan kerja nyata.

Listrik, bensin, gadget dan banyak hal lainnya tak bisa lepas dari energi. Peran vital SKK Migas inilah yang membuat roda ekonomi dan kehidupan masyarakat Indonesia tetap berjalan. Selain dari penyediaan energi tersebut, SKK Migas turut membangun negeri dengan melakukan corporate social responsibility di berbagai daerah Indonesia.

 “Pendapatan negara mencapai 300 triliun dan kita berusaha membangun kapasitas nasional, dari pengguna teknologi menjadi pembuat,” terang Elan Biantoro. SKK Migas mempekerjaan tenaga nasional, bukan lagi tenaga asing. Guna tersedianya sumber daya manusia yang kompeten, SKK Migas turut bekerjasama dengan perguruan-perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Acara Kompasiana Nangkring kali ini juga berkunjung ke Emergency Response Center (ERC) dimana kita bisa melihat betapa canggihnya sistem tata kelola yang dimiliki oleh SKK Migas. Selain itu, tanggung jawab kepada ibu pertiwi tetap diutamakan. SKK Migas menjamin konservasi lingkungan yang terjaga setelah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas berlangsung. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline