Lihat ke Halaman Asli

Aryani Wijayanti

ibu rumah tangga

Menikah bukan Ajang Perlombaan

Diperbarui: 30 April 2024   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Mempunyai rumah tangga yang bahagia merupakan idaman bagi kebanyakan orang. Bagi sebagian orang, ada yang memang diberikan kemudahan jodoh tapi banyak juga yang belum menemukan sosok calon pasangan yang tepat. Ada juga yang memang sengaja menunda pernikahan meski sudah dipertemukan dg calon pasangannya.

Beberapa alasan orang ketika menunda menikah dimungkinkan karena masih disibukkan dengan skala prioritas lain yang lebih utama misalnya menyelesaikan pendidikan, mencari pekerjaan yang layak, banyak hutang yang harus diselesaikan terlebih dahulu, masih mempunyai banyak tanggungan keluarga, sibuk dengan persiapan masa depan. Ada juga memang yang  terlalu sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu untuk mencari jodoh, masih ada trauma masa lalu atau boleh jadi memang belum ada sosok laki-laki/perempuan yang “sreg” di hati. Jika memang ada prioritas yang utama yang harus diselesaikan, selesaikan terlebih dahulu agar tidak menimbulkan permasalahan dalam pernikahan ke depan.

Nah, sangat kebayang ketika momen silaturahmi lebaran pasti banyak pertanyaan buat para jomblowan ataupun jomblowati. Di antara pertanyaan yang sering dilontarkan adalah Kapan nikah? Tidak ada yang salah sebenarnya dengan pertanyaan tadi karena bisa jadi bagi si penanya hal itu hanya untuk basa-basi saja. Sikon jomblo ini yang mungkin menjadi sedikit sensitif ketika mendengar pertanyaan tersebut berulang-ulang. 

Ketika si penanya bertanya dengan santuy ya kita jawab santuy dan terbuka saja. Berikan jawaban yang membuka peluang kita cepat dipertemukan dengan pasangan kita bisa dengan permohonan doa ataupun alasan belum  menikah. 

Contohnya : “Mohon doanya agar disegerakan, belum ketemu jodohnya nih.” Dengan jawaban tersebut bisa jadi kita bisa mendapatkan dobel keuntungan yaitu mendapatkan doa dari si penanya atau bisa jadi si penanya punya kandidat untuk dijodohkan. Terkadang kita juga perlu membuka diri karena kita tidak pernah tau dengan lantaran atau doa siapa kita akan dipertemukan dengan jodoh kita.

Saya akan memberikan sedikit tips bagi para jomblowan dan jomblowati ketika bersilaturahmi dalam momen lebaran:

  • Tidak perlu baper, jawab pertanyaan yang ada dengan santai.
  • Jika emang kamu merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang ada, bisa saja kamu mengalihkan arah pembicaraan pada hal lain
  • Ketika kamu berhadapan dengan orang-orang yang memang cukup toksik, batasi pembicaraan yang ada. Kalau perlu batasi durasi pertemuan yang terjadi agar tidak terlalu sakit hati. Kalian juga harus menjaga kesehatan mental kalian.
  • Bawa teman dan saudara lain ketika melakukan silaturahmi, jangan sendiri. Berharap teman atau saudara yang lain bisa nimbrung dalam percakapan sehingga tidak terkesan garing.

Masa penantian bisa jadi cukup panjang. Agar masa penantian tidak terasa begitu lama, selama masa penantian menunggu hari H para jomblowan/jomblowati bisa memanfaatkan waktu secara produktif dengan kegiatan sebagai berikut :

  • Melakukan komunikasi yang lebih intensif kepada Allah agar diberikan pasangan yang terbaik sesuai kebutuhan kita dengan memperbanyak doa, sholat malam, sholat hajat, sholat tahajjud, sholat istikhoroh, dll.
  • Menyiapkan diri menjadi pasangan dan orang tua yang baik dengan lebih banyak belajar ilmu pernikahan dan parenting
  • Pernikahan juga membutuhkan modal. Perlunya mempersiapkan tabungan untuk pernikahan, pendidikan anak, dsb.
  • Meningkatkan skill/keahlian misal meningkatkan keahlian memasak, meningkatkan skill bekerja, bersekolah kembali, dll.
  • Memperbanyak amal sholih contohnya dengan bersedekah, lebih banyak melakukan istighfar.
  • Memperbanyak komunitas dan jejaring untuk mempermudah pencarian jodoh. Misal aktif di kegiatan sosial.
  • Mengikuti biro jodoh sebagai salah satu bentuk ikhtiar. Harus dipastikan mengikuti ajang biro jodoh yang kredibel ya sobat.
  • Meminta bantuan teman atau keluarga untuk mencarikan calon.
  • Memperbanyak olahraga agar tubuh tetap terjaga kesehatannya

Menurut saya pribadi, buat para jomblowan / jomblowati tidak perlu memaksakan diri untuk cepat-cepat menikah hanya karena umur, tren, ataupun lingkungan karena pernikahan bukan ajang perlombaan. Pernikahan bukan soal siapa yang tercepat menikah.  Menikah juga bukan hanya soal yang penting dapat pasangan. Tidak hanya cepat tapi dibutuhkan menikah dengan orang yang tepat juga.

Pernikahan merupakan sarana ibadah seumur hidup yang diharapkan dapat menciptakan kebahagiaan lahir-batin serta ketenangan dan ketentraman hidup. Demi diperolehnya tujuan pernikahan, alangkah baiknya kita lebih bersabar menunggu orang yang tepat dalam mendampingi kita beribadah agar tercipta suasana yang nyaman. 

Dalam memilih calon pasangan yang tepat, kita tidak bisa hanya mengandalkan diri-sendiri kayakna dia baik nih, dia rajin beribadah nih, dia tanggungjawab nih, dsb. Penilaian kita pribadi bisa jadi salah. Biasanya kita akan mengetahui kebiasaan dan watak asli dari seseorang setelah hidup bersama. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pencarian pasangan ini adalah memohon dipilihkan jodoh yang terbaik menurut versi-Nya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline