Lihat ke Halaman Asli

Jelajah 5 Tempat Kuliner Bogor dalam 3 Hari: dari Ala-ala Barat sampai Jepang

Diperbarui: 5 April 2016   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Taman Kencana, banyak terdapat tempat makan di sana, salah satunya: Waroeng Taman (Dok. Yani)"][/caption]Tak seperti biasanya, liburan weekend 3 hari di akhir Maret lalu tidak saya habiskan untuk berwisata alam. Menjajal tempat-tempat kuliner yang memang banyak terdapat di Kota Bogor sepertinya menarik juga. Tujuannya tentu tidak hanya makan saja, tetapi mendapatkan foto baik makanan maupun suasana tempatnya. Karenanya saya bersama 3 orang teman mendatangi lima resto & cafe berdasarkan referensi yang didapat dari internet. 

Kata pepatah, “ada harga, ada rupa”. Tetapi ternyata tidak semuanya sesuai dengan yang dipromosikan. Meskipun ada pula yang memang rasa makanannya enak, pelayanan serta tempatnya memuaskan. Berikut ini saya rangkumkan reportase singkatnya.

1. Tier Siera

Hujan rintik-rintik mengantarkan kami memasuki kafe yang terletak di Jalan A. Yani No.48 ini. Kami sengaja datang di sore hari menjelang maghrib, karena katanya viewnya lebih bagus saat malam hari. Seperti namanya, kafe ini menunya memang kebarat-baratan. Awalnya kami mengisi bangku di tengah ruangan. Setelah menunggu agak lama, barulah kami bisa pindah ke bangku outdoor dimana bisa bebas lepas memandang ke luar. Meskipun sebenarnya yang dilihat hanya pemandangan di bawah bukit yang penuh dengan rumah-rumah penduduk yang padat. Sesaat terlihat pelangi tipis menghiasi langit mendung menjelang senja.

Dari segi desain interiornya, cafe ini memang cukup unik, meskipun ukurannya tidak terlalu luas. Di dekat pintu masuk dihiasi dengan vespa putih, dan siapapun bebas berfoto di atasnya. Hiasan dinding, rak-rak kayu serta lampu-lampunya juga eyecatching, mungkin sengaja didesain untuk berfoto. Kami bahkan sampai menghabiskan waktu 3 jam di sini untuk berfoto, bisa jadi para pelayan di sini sampai bosan melihat kami tak kunjung beranjak pergi.

Tetapi penampilan ternyata tak selalu sebanding dengan rasa. Apa mungkin lidah kami yang terlalu nasionalis sehingga tidak familier dengan menu yang disajikan. Namanya pun banyak yang terdengar asing di telinga. Kami menghabiskan waktu hampir setengah jam untuk memilih menu. Akhirnya diputuskan untuk memesan fried fresh calamary served with homemade sauce (semacam ayam goreng KFC), marinara sea food pasta/fetucini (seperti spaghetti tetapi ukurannya lebih besar) dan carbonara (mirip fetucini tetapi beda topping). Sedangkan minumannya green tea, coffee, peppermint, saya lupa nama-namanya. 

Agak mengecewakan sih, harganya memang mahal, namun rasanya boleh dibilang tak seperti yang dibayangkan, biasa saja. Begitu pula minumannya, beberapa disajikan dalam bentuk sachet-an biasa dengan gula tropicana slim dan sejenisnya. Dari segi penyajiannya juga kurang pas. Piring yang digunakan terlalu besar, sedangkan bentuk mejanya bundar dan ukurannya terlalu kecil. Jadi agak sesak. Akhirnya untuk menutupi rasa kecewa, kami berlama-lama di tempat ini sambil berfoto-foto. Tempat ini memang lebih cocok dipakai nongkrong ketimbang makan untuk mengenyangkan perut.

[caption caption="Salah satu sudut resto Tier Siera (Dok. Yani)"]

[/caption]

[caption caption="fetucini (kiri) dan carbonara (kanan) (Dok. Yani)"]

[/caption]

[caption caption="Fried fries calamary (Dok. Yani)"]

[/caption]

[caption caption="Minuman pepermint dalam bentuk sachetan (Dok. Yani)"]

[/caption]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline