Lihat ke Halaman Asli

Green Canyon vs Gua Lanang : Wisata Sungai dan Gua di Pangandaran

Diperbarui: 19 September 2015   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau sebelumnya saya pernah menuliskan tentang “Green Canyon” mini ala Sentul, maka kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan ke Green Canyon yang asli di Ciamis. Green Canyon hanya berjarak 45 km dari objek wisata Pangandaran. Karena keindahannya, tempat ini bagaikan magnet yang menyedot banyak wisatawan baik asing maupun lokal. Tak lengkap rasanya berlibur ke Pangandaran tanpa melihat jernihnya air yang mengalir di sela-sela bebatuan sungai di bawah guanya. Mengunjungi Green Canyon juga menjadi salah satu destinasi impian saya di daerah Jawa Barat.

Objek wisata yang begitu populer ini membuat pengunjung yang datang membludak terutama di hari libur. Untuk mengantisipasinya, waktu itu saya beserta empat teman lain datang sepagi mungkin sekitar jam 7 pagi. Meskipun loket karcis belum dibuka tapi sudah banyak wisatawan yang antri di depannya. Setengah jam kemudian loket dibuka, dan alhamdulillah kami mendapat nomor antrian 14, jadi tidak perlu terlalu lama menunggu.

[caption caption="Gerbang masuk Green Canyon (Dok. Yani)"][/caption]

 

[caption caption="Papan informasi di Green Canyon (Dok. Yani)"]

[/caption]

Nama Green Canyon sendiri awalnya dipopulerkan oleh turis Perancis yang datang ke tempat ini. Sedangkan orang lokal menamakannya sebagai Cukang Taneuh. Ada dua pilihan untuk menikmati Green Canyon. Yang pertama, menyusuri Sungai Panireman dengan perahu kayu atau ketinting dari arah hilir sampai ke Green Canyon. Sungai ini nantinya akan bermuara ke Pantai Batu Karas. Sedangkan yang kedua, bodyrafting dari hulu sungai Guha Bau ke Green Canyon, waktunya bisa lebih lama. Kami memilih yang pertama karena selain Green Canyon, ada beberapa objek wisata tujuan yang ingin didatangi sekaligus hari itu juga.

Sepanjang berperahu, kita disuguhi pemandangan sungai yang diapit pepohonan di kanan-kirinya, dengan airnya yang berwarna kehijauan. Rata-rata sungai di daerah Pangandaran memang warnanya seperti ini. Tak berapa lama setelah menyusuri sungai, kami lewat di bawah sebuah jembatan. Pinggiran sungai lama-kelamaan akan membentuk tebing dari batu-batuan yang semakin tinggi di kedua sisinya, lalu menyempit dan akhirnya atapnya menyatu mirip mulut gua. Tetesan air di dinding dan stalaktit gua bagai rintik hujan yang membasahi atap perahu. Sayangnya perahu melaju begitu cepat. Kami hanya bisa melongo menyaksikan keindahan alam yang tidak biasa kami lihat ini. Setelah memasuki gua, perlahan perahu mengurangi kecepatan dan berhenti karena kedalaman air makin dangkal dan banyak bebatuan. Di sana sudah banyak perahu lain yang parkir. Kami turun dari perahu tanpa alas kaki. Air sungai mengalir dengan derasnya di sela-sela bebatuan. Wow...indahnya ciptaan Tuhan. Eitts!! Tapi jangan coba-coba untuk nyampah sembarangan atau memegang stalaktitnya ya.

[caption caption="Berperahu di Sungai Panireman (Dok. Yani)"]

[/caption]

[caption caption="Berpapasan dengan perahu lain (Dok. Yani)"]

[/caption]

[caption caption="Lewat di bawah jembatan (Dok. Yani)"]

[/caption]

[caption caption="Sesaat sebelum tiba di Green canyon (Dok. Yani)"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline