Batik kini kian populer dan digemari. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Mungkin tidak seperti 20 tahun yang lalu, batik saat ini sudah mengalami banyak modifikasi sehingga tidak hanya dipakai sebagai pakaian resmi, tetapi juga santai. Saya sendiri termasuk penyuka batik. Bagi saya batik itu unik dan eksotis. Pokoknya bangga deh pakai batik. Makanya setuju sekali dengan langkah pemerintah yang menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Ini merupakan salah satu apresiasi terhadap batik sebagai warisan budaya bangsa sekaligus menghidupkan perekonomian masyarakat pengrajin batik itu sendiri. ***** [caption id="attachment_284064" align="alignnone" width="614" caption="Tulisan 'B A T I K' di salah satu taman kota Pekalongan"][/caption] Pekalongan, adalah salah satu sentra penghasil batik yang paling terkenal di Jawa Tengah. Dibanding dengan kota lain yang juga identik dengan batiknya seperti Jogja, Solo maupun Cirebon, nuansa batik benar-benar terasa ketika memasuki kota Pekalongan. Toko batik mulai dari yang kecil hingga yang besar dengan mudah kita temui hampir di sudut-sudut kota. Selain itu, di salah satu taman kota, yang letaknya di seberang Museum Batik, ada huruf-huruf abjad besar bertuliskan ‘B A T I K”. Di dekat huruf-huruf ini sering dijadikan tempat untuk nongkrong dan berfoto-foto. [caption id="attachment_284066" align="aligncenter" width="480" caption="Museum Batik Pekalongan"]
[/caption] Bagi penggemar batik, kota ini menyuguhkan wisata batik yang menyenangkan. Di pusat kota, terdapat Museum Batik yang menyajikan beragam informasi tentang batik. Mulai dari sejarahnya, cara pembuatannya, koleksi batik dari seluruh Indonesia. Bahkan di museum ini kita bisa mempraktekkan cara membuat batik karena di sana memang menyediakan pelatihan pembuatan batik. Kebetulan waktu itu sedang ramai kunjungan anak-anak Sekolah Dasar. Sayapun berkesempatan melihat sesaat demo pembuatan batik cap dan mencoba mencetaknya di kain. Hanya sebagian proses sih, karena membuatnya ternyata butuh waktu yang tidak sebentar dan perlu ketelatenan. Pantas saja anak muda sekarang jarang yang mau belajar membuat batik, rata-rata pembuatnya memang orang tua. [caption id="attachment_284067" align="aligncenter" width="480" caption="Kunjungan anak-anak sekolah dasar"]
[/caption] [caption id="attachment_284068" align="aligncenter" width="480" caption="Macam-macam pewarna kimia batik"]
[/caption] [caption id="attachment_284069" align="aligncenter" width="483" caption="Macam-macam pewarna alami batik"]
[/caption] [caption id="attachment_284071" align="aligncenter" width="320" caption="Ragam batik"]
[/caption] [caption id="attachment_284072" align="aligncenter" width="480" caption="Bagian dalam Museum Batik"]
[/caption] [caption id="attachment_284073" align="aligncenter" width="360" caption="Mencoba mencetak batik"]
[/caption] ***** Rasanya belum afdol jika kita tidak berbelanja batik di Pekalongan. Ada beberapa daerah yang terkenal sebagai sentranya batik di kota ini antara lain di Wiradesa dan Setono. Di Wiradesa memang terkenal sebagai desa pengrajin batik yang diproduksi secara tradisional. Sayangnya saat itu saya belum sempat melihat proses pembuatannya karena datang terlalu malam. Di sepanjang kiri dan kanan jalan masuk ke kawasan ini, dihiasi dengan kios-kios yang memajang batik di depannya. Baju batik di sini motif dan modelnya bagus-bagus dan bisa diperoleh dengan harga relatif murah dan terjangkau. Kelihatannya sasaran batik di sini untuk kalangan menengah ke bawah. Wiradesa ini adalah pilihan belanja yang tepat kalau mau memborong batik untuk dijual lagi ke kota lain. [caption id="attachment_284074" align="aligncenter" width="360" caption="Salah satu kios batik di Wiradesa"]
[/caption] Kawasan lain yang terkenal dengan batiknya yaitu Setono. Letaknya tidak jauh dari terminal bus Pekalongan, di jalur Pantura sehingga sangat mudah dicari. Di sini merupakan pusat grosir batik, jadi harganya memang lebih mahal dibanding di Wiradesa, tetapi menurut saya masih tetap terjangkau. Baju batik yang dijual di sini kain dan jahitannya lebih halus dibandingkan di Wiradesa. Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang memiliki warna cerah. Lebih bervariasi dibandingkan batik di daerah Jogja dan Solo yang didominasi oleh warna hitam dan coklat. Memang menarik sih, kalau sudah berada di sini, bisa betah berjam-jam untuk memilih-milih batik. Tetapi, harus hati-hati ya dengan uang di dompet atau ATM, bisa-bisa terkuras banyak karena kita memborong batik hehe.. [caption id="attachment_284075" align="aligncenter" width="466" caption="Pusat Grosir Batik Setono"]
[/caption] [caption id="attachment_284076" align="aligncenter" width="480" caption="Salah satu kios di Setono"]
[/caption] ***** Dengan memakai batik, akan membuat batik menjadi lebih popular dan disukai berbagai kalangan terutama oleh bangsa sendiri. Hal ini juga berdampak bagi meningkatnya kesejahteraan masyarakat kecil yang terlibat dalam pembuatan maupun pendistribusian batik. Mulai saat ini, ayo kita majukan dunia perbatikan di Indonesia. Siapa lagi yang akan menghargai batik kalau bukan bangsa kita sendiri. Masak sih kalah dengan bangsa asing yang malah lebih mencintai batik, yuk mari!! :-) Salam batik Bogor, 9 Oktober 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H