Lihat ke Halaman Asli

[WPC-27] Memotret di Saat Cuaca Mendung Berawan dan Langit Pucat

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13525282411344304397

[caption id="attachment_215639" align="aligncenter" width="600" caption="Siluet bukit"][/caption] Memotret pemandangan atau landscape memang identik dengan langit. Kalau langit cerah dan berwarna biru, dengan kombinasi awan-awan putih yang menghiasi dengan berbagai macam bentuk, tentu kita akan bersemangat untuk berburu foto. Hasil fotopun biasanya oke banget. Jika memotret di pagi atau sore hari biasanya yang dikejar adalah sunrise dan sunset, karena warna langit akan berwarna-warni. Wah kalau gak ada mataharinya rasanya gimana gitu, kayak ada yang kurang. Lalu bagaimana kalau kita sedang berada di musim hujan seperti sekarang ini, dimana langitnya selalu muram dan berawan. Atau bagaimana jika cuaca cepat sekali berganti antara panas, mendung dan hujan, seperti yang sering terjadi di tahun-tahun belakangan ini. Apakah kita harus membatalkan terus niat untuk berburu foto gara-gara cuaca yang mendung? Wah sayang sekali. Foto pemandangan memang sangat bergantung cuaca. Langit dan cahaya matahari merupakan komponen yang penting. Tapi bukan berarti tanpa langit biru dan sinar matahari kita tidak bisa menghasilkan foto yang indah. Langit yang berwarna putih juga bisa kita siasati dalam sebuah foto. Semua tergantung kreativitas kita. Ingat foto itu adalah karya seni, jadi bisa dibuat kapan saja termasuk pada saat cuaca mendung. Kalau cuaca mendung, sebaiknya sudut pengambilan foto yang diperbanyak adalah dari atas (high angle). Usahakan jangan  memakai low angle karena akan menampakkan langit putih yang warnanya tidak terlalu menarik jika dibandingkan langit biru. Jika harus memotret dengan low angle pakailah framing atau POI (poin of interest) lain seperti kabut atau siluet. Kita bisa memanfaatkan komposisi objek foto berupa pattern (bisa horizontal, diagonal maupun vertikal). Misalnya jika kita berada di tengah sawah, potretlah sawahnya saja tanpa memperlihatkan langit, karena padi di sawah membentuk paterrn yang menarik untuk difoto. Sama halnya ketika saya berada di Kampung Naga, saat itu cuaca mendung, dan tidak menarik untuk dimasukkan dalam foto. Tetapi jalan ke kampung Naga berupa tangga menurun dan meliuk-liuk membentuk komposisi yang unik. Ditambah lagi dengan terasering dan pola-pola atap rumah di kampung tersebut yang berbentuk seragam dan mengarah ke arah yang sama. Semua foto-foto itu bisa saya dapatkan dengan high angle tanpa memperlihatkan langit putih.

[caption id="attachment_215641" align="aligncenter" width="481" caption="Pattern padi di sawah"]

1352528495738023769

[/caption] [caption id="attachment_215644" align="aligncenter" width="492" caption="Kampung Naga, high angle"]

1352528549282079526

[/caption] [caption id="attachment_215645" align="aligncenter" width="486" caption="Pemandangan situ gede di saat mendung"]

1352528605189547675

[/caption] Langit mendung terkadang memberikan kesan dramatis pada sebuah foto. Gradasi antara warna gelap dan terang (biasanya abu-abu dan putih) benar-benar jelas terlihat. Terkadang pada saat momen mendung yang seperti ini, objek foto bisa juga dibuat dalam bentuk siluet dan dipadukan dengan unsur komposisi, sehingga bentuk pinggirannya saja yang terlihat. Misalnya saja foto ladang jagung yang saya ambil pada saat langit agak mendung tetapi di balik awannya itu masih tampak sedikit cahaya matahari. Ini akan menimbulkan sedikit warna terang di pinggiran awan yang gelap, tentu ini akan membuat perpaduan yang indah dalam foto kita. Tanaman jagung hanya tampak sebagai siluet saja dengan ujung-ujung bunganya yang membentuk komposisi secara horizontal. Perpaduan bukit dan pohon dengan siluet lengkungnya, ditambah gradasi warna terang dan kabut, akan bertambah menarik jika ditambah siluet pohon di depannya sebagai POI.

[caption id="attachment_215646" align="aligncenter" width="467" caption="Siluet ladang jagung"]

13525286861311599703

[/caption] Kalau objek yang kita foto mengandung unsur air, seperti jembatan di atas sungai atau bangunan di atas danau, tentunya air akan menimbulkan refleksi dari mendung atau siluet dari bangunan di atasnya. Tentu saja foto menjadi lebih indah dan tidak monoton, meskipun warna yang dihasilkan bukan warna-warna cerah. Contohnya seperti foto Pura Ulun Danu Beratan di Bali, waktu itu saya potret dengan kamera HP. Ada juga jembatan kulon progo yang amblas, saya potret pada saat mendung, jadi warna airnya agak bergradasi gelap di bagian pinggir. [caption id="attachment_215647" align="aligncenter" width="481" caption="Siluet Pura Ulun Danu Beratan, Bali"]

13525287441774883173

[/caption] [caption id="attachment_215648" align="aligncenter" width="423" caption="Jembatan amblas di Kulon Progo"]

13525287971665992441

[/caption] Terkadang ada pula momen dimana kita melihat matahari masih tampak bulat tetapi langit mendung dan suram. Ya tetap bisa jadi objek menarik juga sih, dan mungkin menimbulkan kesan dan pesan tertentu. Seperti pada saat memotret langit Jakarta yang berwarna jingga dan berlatar gedung-gedung bertingkat disertai sedikit asap yang membumbung ke angkasa. Apa kesan kita kalau melihat foto ini? [caption id="attachment_215650" align="aligncenter" width="525" caption="Sore yang mendung di langit Jakarta"]

1352528853617069420

[/caption] Framing atau bingkai dalam foto merupakan salah satu trik untuk mensiasati momen pada saat langit yang kita foto tidak mendukung, misalnya terlalu putih atau flat. Framing akan menambah variasi dalam foto sehingga foto yang biasa saja bisa terlihat lain. Seperti saat saya berada di Tanah Lot, Bali. Waktu itu cuaca begitu terik, tapi warna langitnya flat (tidak biru). Masih dengan kamera HP, akhirnya saya  bingkai saja pura dan karang yang menjorok ke laut dengan daun-daun cemara. Hasilnya pasti beda jika fotonya tidak memakai framing. [caption id="attachment_215651" align="aligncenter" width="350" caption="Framing pura dan pantai di Tanah Lot, Bali"]

13525289061323369549

[/caption] Jika kita sedang berada di teras rumah atau suatu bangunan. Lalu tiba-tiba di luar berkabut dan turun hujan, jangan masuk ke dalam dulu, momen ini sayang sekali jika dilewatkan. Kita masih bisa memotret dari dalam rumah dengan memakai framing. Jendela rumah, atau genteng bisa kita manfaatkan sebagai framing. Kabut akan menambah eksotis pada foto kita. [caption id="attachment_215652" align="aligncenter" width="553" caption="Framing mendung di Kebun Raya Cibodas"]

13525289641770954217

[/caption] Terkadang pada saat kita hunting foto ke pantai, cuaca bisa berubah setiap saat dalam waktu singkat. Bisa saja pada siang hari panas, tetapi di sore hari tiba-tiba mendung, tentu kita harus selalu siap setiap saat dan jangan buru-buru mengambil langkah pulang. Seperti saat saya berada di Pantai Sawarna. Selepas tengah hari cuaca begitu terik, tetapi tiba-tiba mendekati jam 5 sore, langit berubah mendung dan berawan. Sebel juga sih, padahal rencananya ingin mendapatkan sunset, tapi malah mendung. Hunting foto jadi terasa membosankan, jadi mati gaya deh. Waktu itu sudah hampir balik pulang ke penginapan karena pantai juga sudah sepi. Ketika dalam perjalanan tiba-tiba langit berubah warna. Yang tadinya flat dan abu-abu menjadi berwarna jingga dan kuning karena matahari muncul kembali dan menimbulkan berkas cahaya di awan. Setelah itu berubah menjadi jingga kemerahan dan agak ungu menjelang maghrib. Meskipun sunsetnya tidak terlihat, tapi langit menjadi warna-warni seperti lukisan. Jadi kalau menemui keadaan seperti ini, harus sabar menunggu, jangan buru-buru pulang, siapa tahu cuaca akan berubah cerah kembali. [caption id="attachment_215653" align="aligncenter" width="533" caption="Mendung di Pantai Sawarna"]

1352529016154469428

[/caption] [caption id="attachment_215654" align="aligncenter" width="525" caption="Berkas cahaya setelah langit mendung"]

13525290571260885348

[/caption] [caption id="attachment_215655" align="aligncenter" width="525" caption="Langit berubah jingga kemerahan"]

1352529103539395141

[/caption] [caption id="attachment_215656" align="aligncenter" width="525" caption="Langit menjelang maghrib, keunguan"]

13525291572037947163

[/caption] Ohya langit mendung dan pucat juga bisa disiasati dengan mengubah foto kita menjadi foto hitam putih, atau sepia. Khususnya jika kita memotret bangunan kuno dan bersejarah atau rumah-rumah yang berarsitektur unik, biar terlihat lebih klasik. Bisa juga dengan menurunkan kontrasnya supaya warna langit mendungnya bisa terlihat lebih abu-abu, seperti foto Pura Jagarkattya ini. [caption id="attachment_215657" align="aligncenter" width="525" caption="Foto BW guest hous di Kebun Raya Cibodas"]

13525292192067777973

[/caption] [caption id="attachment_215659" align="aligncenter" width="350" caption="Bunker sisa penjajahan Jepang di Bukit Gumati Cafe, Bogor (Foto sephia)"]

13525292701285093147

[/caption] [caption id="attachment_215660" align="aligncenter" width="524" caption="Pura Jagarkattya, kaki Gunung Salak, Bogor"]

13525293491418055072

[/caption] Jadi, intinya adalah cuaca mendung jangan sampai menghalangi kita dalam berkreasi. Cuaca boleh mendung berawan dan langit boleh suram, asalkan suasana hati dan semangatnya tetap cerah ceria. Ah jadi lebay deh hehe… Selamat berkreasi Salam jepret Bogor, 10 November 2012 Silahkan lihat WPC-27 di sini



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline