Meskipun penggemar fotografi, saya tidak pernah memotret dengan mode hitam putih alias BW. Saya lebih suka foto-foto yang penuh dengan warna. Ada teman fotografer yang bilang, sebaiknya pakai foto berwarna saja, nanti BW-nya bisa diedit di komputer. Tapi berhubung tema Weekly Photo Challenge kali ini adalah foto BW, makanya saya ikutan berpartisipasi. Menurut saya, foto hitam putih memang tidak menampilkan gambar yang detil, tapi ia bisa memberi kesan klasik bahkan nilai artistik yang lebih. Ada beberapa foto yang menurut saya cocok untuk ditampilkan dalam nuansa BW, misalnya foto peninggalan sejarah masa lalu (candi, gedung-gedung tua dan laun-lain). Karena foto BW akan membuat kita terbawa ke suasana masa lampau. Berikut ini beberapa koleksi foto sewaktu hunting di kota tua Jakarta yang saya ubah menjadi foto BW. Ada beberapa foto yang memang cocok dalam bentuk BW, ada juga yang tidak.
[caption id="attachment_178079" align="aligncenter" width="599" caption="Meseum Fatahillah"][/caption] [caption id="attachment_178080" align="aligncenter" width="350" caption="Deretan sepeda yang disewakan"]
[/caption] [caption id="attachment_178081" align="aligncenter" width="350" caption="Sepeda siapa ya? :-)"]
[/caption] [caption id="attachment_178082" align="aligncenter" width="350" caption="Tembok tua"]
[/caption] [caption id="attachment_178083" align="aligncenter" width="350" caption="Berasa model beneran :-)"]
[/caption] Pagi itu, kota tua begitu ramai. Memasuki kawasan kota tua, seperti melihat kembali ke zaman pemerintahan Belanda dulu. Gedung-gedung tua di sepanjang kawasan tersebut sengaja dipertahankan dalam bentuk aslinya, terkadang ada yang saya terlihat rusak di sana-sini tetapi tidak diperbaiki. Museum Fatahillah memang sepertinya lebih klasik kalau saya tampilkan fotonya dalam nuansa hitam putih. Di pelataran depannya tampak deretan sepedaa model kuno yang sengaja disewakan buat para pengunjung, lengkap dengan topi warna-warni khas orang Belanda. Namun sepertinya foto ini lebih cocok dibuat colorful.
[caption id="attachment_178084" align="aligncenter" width="524" caption="Sudut Jalan Kali Besar Timur"]
[/caption] [caption id="attachment_178085" align="aligncenter" width="467" caption="Gak tahu namanya"]
[/caption] Masih di kawasan yang sama, saya berjalan menuju ke arah jalan kali besar. Di sana banyak tembok-tembok tua yang cocok sekali untuk berfoto narsis. Makanya di sini saya tampilkan foto dengan memakai teman sebagai model, soalnya kalau tidak ada orangnya jadi kurang menarik. Ohya…ada sepeda warna putih yang saya manfaatkan sebentar untuk objek, tidak tahu punya siapa, sepertinya ada yang sedang foto prewedding di situ. Semoga yang punya tidak marah hehe.
[caption id="attachment_178086" align="aligncenter" width="524" caption="Kantin kota tua"]
[/caption] [caption id="attachment_178087" align="aligncenter" width="524" caption="Ini museum bank mandiri bukan?"]
[/caption] [caption id="attachment_178088" align="aligncenter" width="350" caption="Bangunan di sudut jl.Kali besar barat"]
[/caption]
[caption id="attachment_178090" align="aligncenter" width="350" caption="Bergaya :-)"]
[/caption] [caption id="attachment_178091" align="aligncenter" width="524" caption="Di depan rumah merah"]
[/caption] Di sepanjang jalan kali besar, kita bisa banyak belajar memotret terutama arsitekstur. Di sana banyak sekali spot-spot bagus seperti kantin kota tua, rumah merah, jembatan kota intan, dan bekas-bekas bangunan yang terlihat angker karena sudah tidak terpakai. Banyak juga unsur-unsur dalam fotografi yang bisa kita latih seperti refleksi, perspektif (foto lorong), framing dan lain-lain.
[caption id="attachment_178092" align="aligncenter" width="467" caption="Lorong (belajar perpektif/pengulangan)"]
[/caption] [caption id="attachment_178093" align="aligncenter" width="350" caption="Belajar refleksi dan perpektif"]
[/caption] Menjelang sore, saya pindah haluan menuju ke Pelabuhan Sunda Kelapa, karena saya ingin menikmati sunset di sana. Ternyata agak susah juga untuk memotret di sana, karena sangat berdebu dan banyak truk-truk besar yang berlalu lalang. Di sini hanya saya tampilkan 2 foto kapal-kapal muatan menjelang maghrib.
[caption id="attachment_178094" align="aligncenter" width="524" caption="Kapal muatan barang (1)"]
[/caption] [caption id="attachment_178095" align="aligncenter" width="524" caption="Kapal muatan barang (2)"]
[/caption] Sekembalinya dari Pelabuhan Sunda Kelapa, hari sudah gelap. Saya masih ingin mengambil foto jembatan kota intan di kali besar. Sepertinya foto di saat malam hari di sana lebih menarik karena pencahayaannya yang bagus. Tetapi jangan sampai lupa membawa tripod ya, supaya hasilnya lebih tajam dan tidak goyang. Waktu itu saya tidak membawa tripod jadi kamera saya tahan di atas pagar jembatan. Menurut saya sih foto jembatan kota intan di malam hari ini lebih bagus ditampilkan dalam nuansa colorful.
[caption id="attachment_178096" align="aligncenter" width="524" caption="Jembatan kota intan (1)"]
[/caption] [caption id="attachment_178097" align="aligncenter" width="524" caption="Jembatan kota intan (2)"]
[/caption] Sembari berjalan pulang menuju stasiun kota, saya sempatkan mengambil beberapa jepretan di sudut-sudut bangunan tua. Setelah foto saya ubah menjadi BW, kesannya jadi lebih horror ya. Saya ambil gambar jendela rusak dan foto lampu. Ada juga bangunan yang sepertinya biasa dipakai untuk syuting film hantu-hantuan. Mudah-mudahan gak ada penampakannya (sambil celingak-celinguk hehe).
[caption id="attachment_178098" align="aligncenter" width="350" caption="Warung "]
[/caption] [caption id="attachment_178099" align="aligncenter" width="350" caption="lampu dan jendela rusak"]
[/caption] [caption id="attachment_178100" align="aligncenter" width="524" caption="Tempat syuting film hantu-hantuan"]
[/caption] Demikian hasil jepretan saya di Kota Tua Jakarta yang telah diubah menjadi nuansa BW. Maaf gak semua gedung saya tahu namanya. Selamat menikmati. Salam kampret Bogor, 30 April 2012 Note : Admin, ini asli jepretan saya semua lho meskipun gak pakai tanda air :-) Jangan lupa mampir ke tulisan kampret lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H