Lihat ke Halaman Asli

Jangan Salahkan Aku Karena Banjir

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_305418" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen pribadi Aryani"][/caption]

Aku mengalir dan menerjang Menggenangi jalan-jalan dan rumahmu Menghancurkan tempat tinggal kalian Membuat kemacetan di seluruh penjuru kota Bahkan di ibukotamu sekalipun aku tidak perduli

Tapi itu bukan mauku Ini bukan salahku Kalian sudah membuat aku jadi petaka Bagi negeri ini

Kalian sudah buat aku begini Siapa suruh menebangi pepohonan di puncak dan lereng pegunungan Salah sendiri menggunduli hutan-hutan itu Akhirnya aku berubah jadi banjir

Aku tidak suka villa-villa Aku benci real estate itu Aku jadi tidak punya tempat berlindung Padahal aku ingin  meresap di dalam tanah dan akar-akar pohon

Kalian sudah menyumbat jalanku Dengan menebarkan sampah-sampah di sungai Padahal aku ingin bermuara di laut dengan tenang di jalurku Tapi terpaksa aku harus meluap kemana-mana

Sebenarnya kalian tahu kan takdirku Aku akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah Aku bisa melaju dengan cepat jika tidak yang menahannya Kuhancurkan apapun yang kulewati

Tapi aku tersiksa sekali Wahai manusia serakah Berhentilah membuatku jadi malapetaka bagi seluruh negeri Sekali lagi tolonglah aku Supaya aku bisa jadi rahmat bagi kehidupan kalian Bermanfaat bagi seluruh alam semesta Di musim kemarau atau musim penghujan Tolong jangan rubah fungsiku ya?!! NB : prihatin dengan adanya musibah banjir yang terjadi dimana-mana, padahal salah satu penyebabnya adalah karena ulah dan keserakahan manusia itu sendiri Bogor, 28 Oktober 2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline