Lihat ke Halaman Asli

Hari Ini Siap-siap Macet, Anggap Saja Seninya Mudik

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_252870" align="alignleft" width="250" caption="www.tengah.wordpress.com"][/caption] Bagi orang yang punya kampung halaman (termasuk saya lho hehe), pasti sekarang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan mudik. Bahkan mungkin ada yang sudah sampai duluan di kampungnya ya. Hari ini H-2 menjelang lebaran, arus mudik diperkirakan mencapai puncak kepadatannya, terutama untuk jalur pantura. Mungkin kendaran akan berjalan merayap atau bahkan berhenti sama sekali, jadi yang mudik hari ini siap-siap macet ya dan sampai di tujuan entah jam berapa. Kebayang deh capeknya hari ini, sudah persiapannya terlalu mepet, packing bajupun jadi terburu-buru. Hari ini masih masuk kerja meskipun setengah hari, karena di kantor ada pekerjaan yang harus diselesaikan dan tentunya harus absen. Siangnya baru berangkat naik bus. Dulu sewaktu orang tua masih ada, semenjak tinggal di Bogor, saya tidak pernah mudik saat lebaran, males antri tiket dan macetnya, kata mereka. Sekarang karena sudah tidak punya  orang tua lagi, setiap lebaran pasti saya sempatkan mudik ke keluarga almarhum ibu dan bapak di Pati-Rembang. Dan sekarang adalah yang kedua kalinya. Kalau hari biasa/normal perjalanan Bogor-Pati hanya ditempuh sekitar 12 jam. Tapi kalau keadaan puncak arus mudik seperti sekarang ini bisa mencapai 12 jam. Tahun lalu saja saya ikut mudik bersama om dan tanteku, berangkat dari Bekasi jam 3 pagi, tetapi baru sampai Pati sekitar jam 12 malam (21 jam), padahal waktu itu pakai mobil pribadi. Jalur yang paling padat terjadi sejak dari Cikampek sampai Cirebon, jarak tempuh bisa sampai 12 jam tuh, mana siang-siang dan keadaan puasa, kebayang panas dan hausnya. Baru setelah itu mulai lancar, meskipun ada macetnya tapi tidak sepadat jalur sebelumnya. Ya seperti itulah mudik, mau gimana lagi, macet itu sudah resiko yang harus dihadapi, anggap saja seninya mudik. Masih mending punya kampung halaman jadi bisa mudik. Teman saya yang tinggalnya di sini-sini aja, alias penduduk asli Bogor, justru ingin merasakan yang namanya mudik ke kampung halaman. Jadi bagi yang merasakan mudik, nikmati sajalah perjalanannya, sabar saja, toh nanti bakal sampai juga. Untung perjalanan saya sekarang malam hari, jadi gak kepanasan, bisa nyenyak tidur. Semoga AC di bus tidak terlalu dingin, kalau sudah begitu keadaan paling menyiksa tuh. Bagi yang tidak ikutan mudik, jangan iri ya, kalian kan bisa ikutan mudik juga ke kampung, maksudnya Kampung Rambutan, Kampung Melayu, dan Kampung-Kampung lainnya, terserah tinggal milih kan hehe. Selamat bermudik ria, hati-hati di jalan, jagalah selalu barang bawaan anda. Lihat di samping kanan kiri depan belakang siapa tahu ada yang mencurigakan hehe. Semoga cepat sampai di tujuan dan kembali lagi dengan selamat. Sampai jumpa lagi setelah lebaran ya!!! :-) Bogor, 8 September 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline