Lihat ke Halaman Asli

Jika Pekerjaan Duniawi Tidak Berkurang Juga di Sepuluh Hari Terakhir, Duh Capeknya

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_247807" align="alignleft" width="300" caption="www.qasehirdina.blogspot.com"][/caption] Sekarang kita sudah memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, hari ke-24. Bulan suci akan berakhir dan lebaranpun tinggal seminggu lagi. Berarti kesempatan untuk mendapatkan ampunan dan pahala sebanyak-banyaknya di bulan puasa kali ini tinggal 6 hari. Justru di hari-hari terakhir inilah, seharusnya ibadah kita benar-benar digenjot, grafiknya harus meningkat, bukan malah menurun dibanding hari-hari sebelumnya. Lalu bagaimana dengan orang yang bekerja hingga menjelang hari lebaran, mungkin hal ini agak susah dilakukan. Seperti saya contohnya, inginnya sih di sepuluh hari terakhir bisa lebih banyak proporsi waktu untuk ibadah. Tapi di bulan puasa ini pekerjaan bukannya berkurang malah makin bertambah. Memang sih tidak seperti di swasta yang harus kerja sampai lembur karena kejar target. Jam kerja saya memang berkurang dibanding hari biasa. Tapi tetap saja tidak seperti PNS lain yang katanya santai, kerjaan saya tetap saja banyak di bulan puasa. Apalagi lebih ke arah kerja otak sehingga capek dan letihnya melebihi kerja secara fisik, maklum kepikiran terus, otak serasa full, mungkin hampir overload. Ya, bekerja memang ibadah, tapi bekerja di sini lebih ke arah duniawi, dan bukankah sebaiknya di bulan Ramadhan ini proporsinya bisa dikurangi dibanding bulan-bulan lainnya. Kalau ngurusin urusan duniawi terus-menerus tanpa istirahat capek juga yah. Apalagi penyakit di bulan Ramadhan itu selalu menyerang, lemes dan ngantuk di siang hari, kalau sudah berbuka puasa memang kenyang sih tapi tetap saja ngantuk dan lelah. Sangking capeknya kadang-kadang membaca Al-Qur’an setelah pulang kerja sambil ngantuk, kalau sudah begitu daripada membacanya malah tidak benar, lebih baik saya tunda dulu. Paling enak memang tilawah Qur’an di pagi hari, tapi itu juga agak terburu-buru karena harus berangkat pagi-pagi. Terlalu banyak kerjaan bisa membuat sholat jadi agak kurang khusyuk, karena malah jadi memikirkan pekerjaan kantor. Waktu istirahat siang juga sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membaca Al-Qur’an sebanyak-banyaknya, tapi apa daya ngantuknya luar biasa, jadi hanya sanggup membaca sedikit. Belum lagi jika ada pekerjaan yang buru-buru harus diselesaikan, mana sempat. Wah kalau begini caranya target ibadah Ramadhan bisa tidak tercapai nih. Kayaknya persentase ngantuk jadi lebih tinggi. Boro-boro i’tikaf, sholat tarawih di mesjid saja jarang, selain karena sering turun hujan, khawatir juga di sana malah ngantuk, jadi saya tarawih di rumah saja. Kalau tidak i’tikaf di mesjid, masih mungkin tidak ya mendapatkan lailatul qodar??? Coba kalau saya yang punya perusahaannya, mungkin seminggu sebelum dan seminggu sesudah Ramadhan, kantor akan saya liburkan. Biar lebih khusyuk ibadahnya. Jadi iri nih sama yang profesinya guru, sudah bisa libur dari sekarang sampai dua minggu ke depan. Gak kayak di kantor saya, sehari menjelang lebaran (9/9) baru libur, itupun tanggal 14 September sudah disuruh masuk lagi. Total libur hanya 5 hari termasuk hari sabtu-minggu. Mepet banget ya, belum lagi urusan mudik lebaran dan lain-lain, capek deh. Itulah resiko kalau kerja masih ikut orang lain, tidak bisa menentukan sendiri waktu libur kita. Tapi meskipun begitu saya tetap berharap bisa beribadah seoptimal mungkin, walaupun agak keteteran dan jauh dari target yang diharapkan karena kesibukan duniawi. Mudah-mudahan tetap mendapatkan ampunan, ridho serta pahala yang banyak dari Allah SWT. Semoga saja, bukankah Allah Maha Pengasih dan Pemurah. Selamat menjalankan ibadah puasa :-) Bogor, 3 September 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline