Lihat ke Halaman Asli

Hmm... Enaknya Kue-kue Kering Lebaran

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_250013" align="aligncenter" width="300" caption="www.indonetwork.co.id"][/caption] Sudah tradisi di masyarakat kita, jika menjelang lebaran pasti orang-orang sibuk untuk mempersiapkan sajian kue-kue terutama kue kering. Lebaran memang terasa belum lengkap tanpa kehadiran kue-kue kering. Saya sendiri suka sekali dengan kue kering. Membuat kue kering tidaklah susah, tidak serumit membuat kue bolu/cake, atau kue-kue tradisional. Asalkan adonannya pas, dan tahu teknik memanggangnya di oven, kue kering itu pasti berhasil. Masalah yang sering terjadi dalam pembuatan kue kering adalah kue tersebut setelah matang teksturnya menjadi keras, terutama setelah agak lama disimpan. Biasanya hal ini terjadi karena pada saat pembuatan adonan kue, terlalu banyak tepung terigu, dan menteganya terlalu sedikit. Penggunaan putih telur juga biasanya akan membuat kue kering yang dihasilkan menjadi semakin keras. Makanya kalau ingin kue kering kita buat bertekstur rapuh, pakai kuning telurnya saja. Loyang yang digunakan untuk memanggang kue kering juga harus benar-benar kering. Oleskanlah mentega tipis-tipis di permukaannya, gunanya supaya kue tidak lengket di loyang. Ohya supaya kue kering bisa tampak kuning mengkilat, di permukaannya bisa diolesi dengan kuning telur, sedikit saja, tidak perlu banyak-banyak. Kendala lain yaitu ketika memanggang di oven, ada yang terlalu gosong, ataupun belum benar-benar matang. Sebaiknya sebelum digunakan, oven dipanaskan dulu, sampai suhunya + 150 derajat (bisa dilihat di penunjuk suhu yang ada di oven). Lama pemanggangan antara 15-20 menit dengan api kecil atau sedang, usahakan agar suhu stabil. Bagian ini memang paling ribet, dan sangat menentukan penampilan kue yang dihasilkan. Yang paling repot jika kue yang matang tidak merata, wah harus sering-sering ditengok tuh dan diubah-ubah posisinya. Kalau bisa jangan gunakan bagian oven paling bawah karena biasanya kue akan cepat gosong, ini berdasarkan pengalaman saya. Sebaiknya kue disimpan di toples dalam keadaan dingin, dan benar-benar rapat. Jika tidak maka kue akan menjadi cepat melempem. Bagi yang tidak bisa memasak ataupun tidak jago bikin kue (contohnya seperti saya hehe) tidak ada salahnya untuk mencoba. Gampang koq, tinggal lihat di resep dan ikuti saja petunjuknya. Saya sendiri baru benar-benar membuat kue kering dari awal sampai akhir sekitar 3 tahun lalu, dan hasilnya tidak mengecewakan. Kalau dulu hanya bantu-bantu ibu saja, sekedar mencetak kuenya, atau bantu mencicipi dan menghabiskan hehe. Ternyata memang tidak susah, karena adonan dasarnya mirip, dan tidak harus benar-benar sesuai dengan resep karena bisa dimodifikasi sendiri sesuai selera kita. Berikut ini jenis-jenis kue kering yang paling sering ditemui dan mudah pembuatannya: Nastar, yang menjadi ciri khas dari kue ini yaitu berisi selai nanas. Tapi sekarang banyak yang sudah memodifikasinya dengan bahan dasar keju sehingga menjadi nastar keju, bisa juga dicampur dengan susu. Hiasan di atasnya bisa bermacam-macam seperti parutan keju, cengkeh.

Kaastengels, yaitu kue kering berbahan dasar keju sehingga rasa asinnya dominan. Untuk mendapatkan rasa kastengel yang enak, campuran kejunya harus agak banyak, dan kalau bisa ditambah susu bubuk agar terasa lebih lembut.

Putri salju, dicirikan dengan permukaannya yang bertaburkan gula halus. Bahan dasarnya mirip kastengel dan nastar, bisa dicampur dengan keju, kacang tumbuk dan susu supaya rasanya lebih enak

Kue kacang, dicirikan dengan adanya campuran kacang tanah yang ditumbuk dalam adonan kuenya. Bisa juga dicampur dengan jahe atau kurma supaya lebih enak. Di atas kue bisa dihias dengan irisan kacang mede atau wijen. Kue semprit, bahan dasarnya sama dengan kue-kue di atas tapi tanpa kacang, keju atau selai nanas. Hanya kuning telur, tepung terigu dan mentega, bisa juga ditambah dengan coklat bubuk. Lidah kucing, bentuknya memang seperti lidah kucing, saya sendiri belum pernah membuatnya. Kue kering ini hanya menggunakan putih telur, jadi sisa putih telur yang sudah tidak terpakai untuk pembuatan kue-kue di atas tadi bisa dimanfaatkan dengan baik, gak mubazir gitu loh. Penggunaan menteganya harus cukup banyak, supaya kue tidak mengeras. Kue coklat, kue ini berbahan dasar cokelat dengan berbagai macam variasi bentuk. Cara membuatnya cukuplah mudah, coklat blok dilelehkan dengan cara ditim (dioven juga bisa tetapi jangan terlalu lama) kemudian setelah suhunya suam-suam kuku (45 derajat celcius) coklat bisa dicetak pakai cetakan atau disendok biasa. Pada saat pencetakan bisa dicampur dengan keju, tumbukan kacang mede atau almond, atau keripik jagung dan sebagainya (sesuai selera). Kemudian taruh di kulkas supaya cepat membeku. Sebenarnya masih banyak lagi jenis kue-kue kering yang ada, dan resepnya bisa ditemui dengan mudah di toko-toko buku. Saya sendiri sudah 2 tahun ini tidak membuat kue kering karena kendala waktu dan tenaga. Kalau tidak ada yang bantu, capek juga rasanya terutama pada saat mencetak kue, karena bagian inilah yang sangat melelahkan dan memakan waktu lama. Tak mengapalah tidak bikin kue sendiri, toh sudah banyak yang menjualnya di pasar atau mall-mall jadi tinggal beli saja. Bagi yang hobi membuat kue dan punya banyak waktu luang, sebenarnya ini peluang bisnis lho. Hasil kue buatan anda kan bisa dititipkan di toko-toko atau ditawarkan ke teman-teman. Kalau di bulan puasa ini sepertinya keuntungannya lumayan. Saya lihat harga di tokonya sekitar Rp 20000,- (toples mika kecil) dan Rp. 55000,- (untuk toples mika besar). Jika benar-benar berniat bikin kue kering untuk usaha sebaiknya punya asisten yang membantu supaya lebih efisien waktu dan tenaga. Apalagi di bulan puasa ini, jangan sampai ibadah terbengkalai gara-gara urusan bikin kue. Bagaimana dengan teman-teman, apa kue kering kesukaan kalian? Bikin sendiri atau beli di toko seperti saya ini? Semoga bermanfaat. Selamat mencoba :-) Bogor, 5 September 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline