Lihat ke Halaman Asli

Mengejar Bus Jemputan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_207518" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Baru (Dokumen pribadi Aryani)"][/caption] Pagi-pagi di hari senin. Kulihat jam di dinding, ‘Hah!!! Ya Allah sudah jam setengah tujuh. Aku harus cepet nih, hari senin biasanya macet”. Secepat kilat aku buru-buru mandi, lalu menyetrika kerudung dan berpakaian, pokoknya serba kilat, yang penting kelihatan rapi. Aku tidak peduli pakaian dan kerudung yang kupakai itu-itu saja, yang penting “matcing”, gak ‘tabrak lari’. Tanpa basa-basi lagi aku pamit pada adikku. Jalanpun setengah berlari, supaya segera dapat angkot ke Yogya Toserba, Jalan Baru Bogor. “Yah koq lama sih angkotnya, kalo gitu aku jalan aja deh, daripada ketinggalan bis, pokoknya 10 menit harus sampai depan”. Baru setengah jalan, tiba-tiba ada angkot yang lewat. “Nanggung banget ya, deket lagi nyampe, tapi gak apa-apa, naik aja, hemat energi di pagi hari”. Sesampainya di Jalan Baru yang padat, kulihat calo penyebrang jalan, aku buru-buru mendekati supaya disebrangkan. Sambil melambaikan tangan ke arah mobil-mobil yang lewat dia berkata “Ayo teh, hati-hati ya!!!”. “Makasih ya pak” kataku. Untunglah sesampainya di seberang jalan, angkot 32 langsung lewat. Berkali-kali kulihat jam di tangan, “semoga tidak ngetem deh, tapi jalan koq macet ya?!! Padahal bus biasanya jam 7.25 sudah sampe di Talang ” Angkot melaju tersendat, namun akhirnya sampai juga ke ujung Jalan Baru, lalu berbelok ke arah Talang. Akhirnya di depan toko kusen, aku berseru “kiri pak sopir!!!” Setelah membayar akupun berlari ke tempat biasa aku menunggu, di depan warung sunda. “Lho koq sepi sih, teman-temanku pada kemana ya, jangan-jangan aku ketinggalan. Kulirik jam di tangan, 7.30.” “Pak, pak, bus saya sudah lewat apa belum?” tanyaku pada seorang bapak tua calo angkot “Belum neng” jawabnya “Alhamdulillah, selamet deh, gak jadi jalan kaki masuk ke gedung kantornya” gumamku lega. Bogor, 28 Juli 2010 Note : ikut-ikutan bikin flash fiksion juga ah, gak tahu bener apa salah ya??! ;-) Maaf fotonya gak jelas, habis cuma pake kamera HP, buru-buru pula :-D [caption id="attachment_207522" align="aligncenter" width="225" caption="Bapak tua calo angkot (Dokumen pribadi Aryani)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline