Lihat ke Halaman Asli

Serangan Gedung WTC 9/11

Diperbarui: 27 Oktober 2024   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Serangan Gedung WTC ( World Trade Center ) tanggal 11 September 2001 di New York, Amerika Serikat. Itu adalah serangan teroris paling mematikan di tanah AS; hampir 3.000 orang tewas. 19 teroris dari kelompok ekstremis Islam al-Qaeda membajak empat pesawat jet penumpang. Dua pesawat ditabrakkan ke Menara Kembar World Trade Center di New York City, yang menghancurkan kedua menara tersebut. Tiga di antaranya digunakan untuk menyerang lokasi-lokasi penting AS. Penerbangan American Airlines 11 dan penerbangan United Airlines 175 diterbangkan ke menara utara dan selatan World Trade Center , dan penerbangan American Airlines 77 menabrak Pentagon. Penerbangan United Airlines 93 jatuh di sebuah ladang dekat Shanksville , Pennsylvania, setelah penumpang berusaha mengalahkan para pembajak. Pesawat itu diyakini menuju gedung US Capitol di Washington, DC.

Serangan 11 September sebagian besar disebabkan oleh Osama bin Laden , pemimpin organisasi militan Islam al-Qaeda , memiliki keyakinan naif tentang Amerika Serikat menjelang serangan tersebut. Abu Walid al-Masri, seorang Mesir yang merupakan rekan bin Laden di Afghanistan pada tahun 1980-an dan 90-an, menjelaskan bahwa, pada tahun-tahun sebelum serangan tersebut, bin Laden semakin yakin bahwa Amerika lemah.  “Dia percaya bahwa Amerika Serikat jauh lebih lemah daripada yang dipikirkan beberapa orang di sekitarnya,” kenang Masri, dan “sebagai bukti dia merujuk pada apa yang terjadi pada Amerika Serikat di Beirut ketika pemboman pangkalan Marinir menyebabkan mereka melarikan diri dari Lebanon ,” mengacu pada penghancuran barak marinir di sana pada tahun 1983, yang menewaskan 241 prajurit Amerika.

Serangan ini menyebabkan kerugian material serta korban jiwa. Peristiwa ini secara langsung memberikan ancaman atas keamanan dan keselamatan warga negara Amerika Serikat. Aksi yang dilakukan oleh
kelompok Al-Qaeda ini didasari atas motivasi kelompok untuk mempromosikan
identitas Islam kepada negara-negara Muslim diseluruh dunia dan memerangi pihak
barat. Peristiwa ini membuat Amerika menganggap ancaman ini bukan ancaman biasa karena, kelompok ekstrimis ini ingin menyebarkan ideologi dan nilai nilainya. Sehingga amerika mengeluarkan sebuah kebijakan untuk mengurangi dan menghentikan ancaman terorisme di seluruh dunia. Kebijakan tersebut dinamakan GWOT (Global War On Terorism). Kebijakan ini dilaksanakan antara tahun 2001 sampai dengan 2003.

Tapi, terdapat petunjuk bahwa tindakan militer yang dilakukan Amerika serikat kurang tepat. Karena telah mengorbankan jiwa, dari kelompok radikal dan tentara amerika serikat. Tindakan militer juga diprotes oleh dunia internasional terutama negara negara dengan penduduk muslim terbanyak. Yang beranggapan bahwa Amerika Serikat melakukan perlawanan terhadap islam, sehingga di cap sebagai "islamophobia". Menyebabkan amerika memdapat citra yang buruk dimata dunia dan negara negara muslim. Yang lebih buruk adalah wilayah kelompok ekstrimis tersebut yang di serang oleh militer amerika serikat, sehingga membuat bangkitnya kelompok radikal yang baru, karena doktrin pendahulu nya yang kuat mengenai pembantaian yang di lakukan amerika serikat terhadap pihak islam dalam kampanye GWOT. 

Kelompok ISIS yang pada tahun 2006 mendeklarasikan dirinya sebagai Islamic State dengan wilayak di irak. Munculnya kelompok ini membuat perkembangan yang kuat di sisi identitas, struktur sosial nya dan meluas nya globalisasi pada saat itu. Ketidakefektifan strategi GWOT, membuat amerika serikat berunding dengan pemimpin di bidang keagamaan, bisnis, militer, akademisi dan perumus kebijakan luar negeri. Perundingan tersebut merupakan agenda dari U.S  MUSLIM ENGAGEMENT PROJECT, merupakan proyek yang dilakukan oleh amerika serikat untuk meninjau kembali hubungan Negara Amerika Serikat dengan negara negara muslkm yang memburuk. Karena kelompok ekstrimis semakin kuat, maka membuat amerika serikat untuk memahami bagaimana kelompok tersebut meningkatkan kekuatannya. Kelompok Al Qaeda membuat konflik Israel - Palestina, Invasi Irak, dan Invasi afghanistan sebagai titik temu untuk melemahkan posisi Amerika Serikat dengan cara menyebarkan  doktrin, bahwasanya yang dilakukan Amerika Serikat sangat bertentangan dengan nilai nilai dan kepentingan yang dimiliki umat muslim.

Kelompok Al Qaeda melakukan perekrutan global terhadap pemuda pemuda muslim dan membangun jaringan kelompok ekstrimis diseluruh dunia. Dengan strategi yang dilakukan kelompok tersebut, membuat Amerika Serikat mempererat hubungan dengan negara negara muslim agar mendapat kepercayaan lagi oleh dunia internasional. Dengan cara tersebut membuat mereka tidak gampang terhasut oleh pandangan kelompok tersebut dan mengatasi kesalahan pandangan oleh Amerika Serikat.  Kelompok Ekstrimis yang perlu di perhatikan itu berada di negara negara muslim seperti Arab, Indonesia dan Pakistan. Membuat mereka memanfaatkan masyarakat yang berpandangan buruk terhadap tindakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat sebagai pelindung sehingga membuat negara Amerika Serikat susah untuk menghentikan kelompok ekstrimis tersebut. Sehingga Amerika Serikat perlu menerapkan berbagai strategi baru. Strategi Amerika Serikat terhadap Pakistan, dengan cara memberikan bantuan pembangunan terhadap Pakistan.

Kelompok ISIS dapat memasuki wilayah Pakistan, karena Pakistan berbatasan langsung dengan Afghanistan dan India. Perbatasan itu disebut FATA (Federal Administrative Tribal Area) dan NWFP (North West Frontier Province). Wilayah ini yang diprioritaskan oleh Amerika Serikat untuk melakukan strategi dengan pemikiran dan bantuan terbanyak untuk menekan perkembangan militan di wilayah tersebut. Kepentingan Amerika Serikat di Pakistan  untuk  mengembangkan kepastian bahwa ketidakstabilan di tingkat lokal tidak mengancam keamanan dan kesejahteraan di Asia agar tidak mempengaruhi agenda Amerika Serikat, terutama agenda ekonomi. Amerika Serikat dan Pakistan bukannya tidak melakukan upaya pertahanan padasaat itu, kedua negara mencoba melakukan penyerangan balik kepada jaringanekstrimis ini. Amerika Serikat diketahui melakukan serangan Drone ke kamp militermereka dibantu dengan pasukan miltia Pakistan yang berada di wilayah perbatasan.

Meluasnya penyebaran kelompok ekstrimis ini dikarenakan perekrutan anggotanya di pengaruhi oleh pemuda pemuda pakistan yang tinggak di perbatasan FATA yang berada di madrasah madrasah wilayah FATA,karena ada madrasah yang menjadi tempat perekrutan anggota kelompok terorisme tersebut. Karena adanya faktor kemiskinan dan rwndahnya pendidikan maka menyebabkan gampangnya generasi muda terpengaruh terhadap kelompok radikal ini. Ditambah lemah nya pemerintah pakistan menyebabkan negara pakistan menjadi negara penghasil kelompok terorisme dibandingkan mengamankan wilayah regional nya. Maka Amerika Serikat perlu membangun kepentingan bersama agar tindakan keduanya akan lebih baik untuk menekan penyebaran kelompok ekstrimis di pakistan.

Maka kesimpulan nya, strategi AmerikaSerikat ke Pakistan setelah kebijakan U.S-Muslim World, yakni kebijakan AmerikaSerikat untuk mengkonstruksi pemikiran negara Muslim supaya lebih sekuler terkaittujuan Amerika Serikat untuk membendung perkembangan kelompok radikalterorisme yang mengalami peningkatan aktivitas di Pakistan terutama setelahperistiwa 9/11.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline